BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar
Belakang Penelitian
Instansi Pemerintah adalah organisasi yang merupakan kumpulan
orang-orang yang dipilih secara khusus untuk melaksanakan tugas Negara sebagai
bentuk pelayanan kepada orang banyak. Tujuan instansi pemerintah dapat dicapai
apabila mampu mengolah, menggerakkan dan menggunakan sumber daya manusia yang
dimiliki secara efektif dan efisien. Peran manusia dalam organisasi sebagai
pegawai memegang peranan yang menentukan karena hidup matinya suatu organisasi
pemerintah semata-mata tergantung pada manusia. Pegawai merupakan faktor
penting dalam setiap organisasi pemerintahan. Pegawai merupakan faktor penentu
dalam pencapaian tujuan instansi pemerintah secara efektif dan efisien. Pegawai
yang menjadi penggerak dan penentu jalannya organisasi.
Faktor sumber daya manusia ini merupakan elemen yang harus
diperhatikan oleh setiap instansi, terutama bila mengingat bahwa instansi
pemerintah yang berhubungan dengan pelayanan publik. Hal ini memaksa setiap
instansi harus dapat bekerja dengan lebih efektif, efisien dan produktif. Dalam
memberikan pelayanan publik tentunya ini akan memacu instansi pemerintah untuk
dapat mempertahankan kelangsungan hidupnya. Hal ini instansi pemerintah harus
memperhatikan pada aspek sumber daya manusia.
Jadi manusia dapat dipandang sebagai faktor penentu, karena
ditangan manusialah segala inovasi akan
direalisasi dalam upaya mewujudkan tujuan instansi pemerintah.
Pegawai merupakan penggerak kegiatan dalam suatu instansi. Dalam melakukan kegiatan, pegawai memerlukan petunjuk kerja dari instansi agar pelaksanaanya sesuai dengan perencanaan dan harus didukung dengan peraturan kerja instansi sehingga menciptakan disiplin kerja. Pelaksanaan disiplin kerja itu sendiri harus dikelola dengan baik oleh para pegawainya karena dengan kurangnya kedisiplinan para pegawai akan bekerja kurang baik, kurang maksimal yang mengakibatkan kinerja instansi menjadi turun. Pada dasarnya instansi pemerintah harus mengedepankan pelayanan publik. Dalam hal ini ada juga yang harus diperhatikan oleh instansi, yaitu mengenai kinerja pegawai.
Kinerja pegawai sangatlah harus diperhatikan karena merupakan
salah satu kunci keberhasilan, Apabila suatu instansi melakukan aktivitas
instansi pemerintah dengan kinerja yang kurang baik maka citra instansi akan
kurang baik. Menurut Undang-Undang Nomor 8 Tahun 1974 Tentang Pokok-Pokok
Kepegawaian yang kemudian diubah menjadi Undang-Undang Nomor 43 Tahun 1999
memberikan pengertian bahwa Pegawai Negeri adalah setiap warga Negara Republik
Indonesia yang telah memenuhi syarat yang ditentukan, diangkat oleh pejabat
yang berwenang dan diserahi tugas negara lainnya, dan digaji berdasarkan
peraturan perundang-undangan yang berlaku. Sebagai aparatur negara, tentunya
pegawai negeri sipil mempunyai tugas yaitu tugas pemerintahan dan pembangunan.
Atas dasar tersebut setiap pegawai negeri sipil dituntut untuk dapat memberikan
pelayanan dengan sebaik-baiknya kepada masyarakat. Untuk menyelenggarakan tugas
pemerintahan dan pembangunan dengan baik maka dibutuhkan pegawai negeri sipil
yang profesional, jujur, adil dan bertanggung jawab.
Daftar Penilaian Pelaksanaan Pekerjaan (DP3) Pegawai Negeri
Sipil adalah laporan hasil kinerja pegawai selama satu tahun yang di dalamnya
terdapat unsur-unsur yang dinilai dalam pelaksanaan pekerjaaan seorang PNS
merupakan salah satu aspek/faktor pendukung dalam rangka mewujudkan
akuntabilitas kinerja instansi pemerintah (AKIP) atau akuntabilitas publik.
Untuk memberikan penilaian terhadap akuntabilitas tingkah laku baik seseorang
(spiritual) dapat di lihat dari unsur-unsur yang dinilai di DP3 seseorang.
Unsur-unsur yang dinilai ini dapat dijadikan indikator pengukuran kinerja
seseorang selain kriteria tupoksi, yang antara lain kesetiaan, prestasi kerja,
ketaatan, tanggung jawab, kejujuran, kerjasama, prakarsa, kepemimpinan. Pada kenyataannya,
DP3 PNS yang notabene adalah daftar penilaian yang dalam penilaiannya
menggunakan azas tertutup sering dipertanyakan objektivitasnya, karena
penilaiannya yang bersifat rahasia dan si penilai mempunyai otoritas yang
mutlak dalam menilai kinerja seseorang dengan penilaian yang bersifat rahasia.
Madrasah Tsanawiyah Negeri Lengkong adalah badan pemerintahan
yang bergerak di bidang pendidikan yang bertugas memberikan pelayanan pendidikan pada anak usia SMP dan
sederajat. Tugas dalam pelaksanaan pendidikan meliputi Guru sebagai tenaga pendidik dan staf tata usaha sebagai tenaga
administrasi sekolah. Kedudukan dan peranannya yang penting menyebabkan
pegawai-pegawainya senantiasa dituntut supaya memiliki kesetiaan dan ketaatan
penuh secara maksimal dalam menjalankan tugas-tugasnya. Oleh sebab itu pada
diri masing-masing pegawai harus ditanamkan rasa akuntabel dalam mengemban
tupoksi yang diberikan. Sehingga berdasarkan uraian di atas, maka penulis
mengambil judul dalam penyusunan tugas akhir ini adalah “Pengaruh Disiplin Kerja Terhadap Kinerja
Pegawai Di Madrasah Tsanawiyah Negeri Lengkong ”
B. Rumusan
Masalah
1. Bagaimana disiplin kerja di Madrasah
Tsanaiyah Negeri Lengkong ?
2. Bagaimana kinerja pegawai di Madrasah
Tsanaiyah Negeri Lengkong ?
3. Bagaimana
pengaruh disiplin kerja terhadap kinerja pegawai di Madrasah Tsanaiyah Negeri
Lengkong ?
C. Tujuan
1. Bagaimana disiplin kerja di Madrasah
Tsanaiyah Negeri Lengkong.
2. Bagaimana kinerja pegawai di Madrasah
Tsanaiyah Negeri Lengkong.
3. Bagaimana
pengaruh disiplin kerja terhadap kinerja pegawai di Madrasah Tsanaiyah Negeri
Lengkong.
D. Manfaat Penulisan
1. Bagi Penulis
a. Penelitian ini diharapkan dapat
memberikan manfaat dalam menambah ilmu praktik di lapangan dengan ilmu yang
telah ditekuni selama kuliah
b. Menambah pengalaman penulis agar
dapat lebih baik lagi dalam melakukan pekerjaan dan siap dalam menghadapi dunia
kerja yang sebenarnya.
2. Bagi Instansi
a. Sebagai bahan masukan bagi para
karyawan dalam mengelola kedisiplinan di Madrasah Tsanaiyah Negeri.
b. Sebagai salah
satu usaha untuk meningkatkan kinerja pegawai di masa yang akan datang.
3. Bagi Akademis
a. Menambah pengetahuan dan menjadi bahan
referensi bagi pihak-pihak yang mengkaji topik yang berkaitan dengan masalah kinerja pegawai.
b. Sebagai
tambahan bahan pustaka serta acuan bagi peneliti selanjutnya dalam penyusunan
Tugas Akhir mengenai Pengaruh Disipin Kerja Terhadap Kinerja Pegawai.
F. Definisi Operasional Variabel
1.
Disiplin Kerja (X)
Kesadaran dan kesediaan seseorang menaati semua
peraturan perusahaan dan norma-norma sosial yang berlaku. Hasibuan (2012:193)
2.
Kinerja
Pegawai
Kerja secara kualitas dan kuantitas yang dicapai
oleh seorang pegawai dalam melaksanakan tugasnya sesuai dari tanggung jawab
yang diberikannya
BAB II
KAJIAN PUSTAKA
A. Penelitian
terdahulu
Mohammad Efendi, 2013,
Penerapan Disiplin kerja terhadap
kinerja Manajer perkantoran PT Media Grafika Nganjuk Tahun 2013, Skripsi Universitas Nusantara Kediri,
didapatkan dengan sampel atau responden manager perkantoran PT Media Grafika
Nganjuk didapatkan hasil disiplin kerja yang baik menghasilkan kinerja yang
baik. Analisa data menggunakan analisa kualitatif
B. Kajian
Teori
1. Disiplin
Kerja
a. Pengertian
disiplin kerja
Pengertian disiplin dapat dikonotasikan sebagai
suatu hukuman, meskipun arti yang sesungguhnya tidaklah demikian. Disiplin
berasal dari bahasa latin “Disciplina”
yang berarti latihan atau pendidikan kesopanan dan kerohanian serta
pengembangan tabiat. jadi sifat disiplin berkaitan dengan pengembangan sikap
yang layak terhadap pekerjaan.
“Sikap mental yang tercermin dalam perbuatan,
tingkah laku perorangan, kelompok atau masyarakat berupa kepatuhan atau
ketaatan terhadap peraturan-peraturan yang ditetapkan Pemerintah atau etik,
norma serta kaidah yang berlaku dalam masyarakat”. (Sadili, Samsudin. 2006 : 78)
Sedangkan menurut Sutopo Yuwono (2009:89) di dalam
bukunya yang berjudul Dasar-Dasar Produksi, diungkapkan bahwa “disiplin adalah
sikap kejiwaan seseorang atau kelompok orang yang senantiasa berkehendak untuk
mengikuti atau mematuhi keputusan yang telah ditetapkan”. Di samping beberapa
pengertian mengenai disiplin pegawai tersebut di atas, A.S. Moenir (2008:89) mengemukakan bahwa
“Disiplin adalah ketaatan yang sikapnya impersonal, tidak memakai perasan dan
tidak memakai perhitungan pamrih atau kepentingan pribadi.
Selanjutnya untuk lebih memperjelas arti dan makna
displin kerja, Alex S. Nitisemito (2005:56) antara lain mengemukakan, bahwa “kedisiplinan
lebih dapat diartikan suatu sikap atau perilaku dan perbuatan yang sesuai
dengan peraturan-peraturan yang telah ditetapkan oleh perusahaan atau instansi
yang bersangkutan baik secara tertulis maupun tidak tertulis”
Dari definisi-definisi tersebut jelas sekali bahwa
arah dan tujuan disiplin kerja pada dasarnya adalah keharmonisan dan kewajaran
kehidupan kelompok atau organisasi, baik organisasi formal maupun organisasi
nonformal. Keharmonisan atau kewajaran kehidupan organisasi tersebut hanya akan
mungkin tercapai apabila hubungan antar anggota kelompok atau organisasi
tersebut dilakukan pada ukuran-ukuran dan nilai yang telah disepakati bersama,
dengan penuh kesadaran. Sehingga timbullah kewajiban dan hak yang harus ditaati
serta dihormati oleh tiap anggota kelompok atau organisasi tersebut.
b. Ciri-ciri
disiplin
Adapun ukuran tingkat disiplin pegawai menurut I.S.
Levine, dalam Simamora, Henry. (2004:90) .adalah
sebagai berikut :
Apabila pegawai datang dengan teratur dan tepat waktu, apabila mereka
berpakaian serba baik dan tepat pada pekerjaannya, apabila mereka mempergunakan
bahan-bahan dan perlengkapan dengan hati-hati, apabila menghasilkan jumlah dan
cara kerja yang ditentukan oleh kantor atau perusahaan, dan selesai pada
waktunya
c. Faktor-Faktor
yang Mempengaruhi Disiplin Kerja
Disiplin kerja tentu saja tidak terjadi dengan
sendirinya, karena perilaku manusia itu sendiri di bentuk karena adanya
faktor-faktor yang mendasarinya. Sama
halnya dengan disiplin kerja yang juga memiliki beberapa faktor yang
berpengaruh terhadap pembentukan perilaku disiplin dimana disiplin kerja
merupakan salah satu bentuk dari perilaku manusia. Faktor-faktor yang dimaksud
menurut Arisandy (2004: 28) dan Muhaimin (2004: 6) menyatakan bahwa terdapat
beberapa faktor yang mempengaruhi disiplin kerja karyawan yang mencakup:
1) tujuan dan kemampuan yakni
pekerjaan yang dibebankan pada seorang karyawan harus sesuai dengan
kemampuannya supaya karyawan dapat bekerja dengan sungguh dan disiplin dalam
mengerjakan tugasnya;
2) teladan pimpinan yakni teladan
pimpinan sangat berperan dalam menentukan kedisiplinan karyawan karena pimpinan
dijadikan teladan dan panutan oleh para bawahannya;
3) balas jasa yakni untuk
mewujudkan kedisiplinan karyawan yang baik maka perusahaan harus memberikan
balas jasa yang memang sesuai dengan haknya;
4) keadilan yakni penyamarataan
perlakuan terhadap bawahan karena pada dasarnya setiap manusia menganggap
dirinya penting dan ingin diperlakukan sama dengan orang lain;
5) pengawasan melekat yakni
memberikan pengawasan langsung kepada para bawahan sehingga dengan demikian para
karyawan akan merasa mendapat perhatian, pengarahan dan pengawasan dari
atasannya;
6) sanksi hukuman yaitu pemberian
sanksi terhadap para karyawan yang terbukti telah melanggar peraturan yang berlaku;
7) ketegasan yaitu ketegasan
sikap yang dimiliki oleh atasan untuk menghukum para karyawan yang melakukan
kesalahan;
8) hubungan kemanusiaan yaitu
hubungan baik yang bersifat vertikal maupun horizontal yakni hubungan antara
atasan dengan bawahan maupun hubungan sesama rekan kerja.
Faktor-faktor disiplin kerja dilihat dari formula
Kurt Lewin adalah interaksi antara faktor kepribadian dan faktor lingkungan
(situasional). Dimana faktor yang penting dalam kepribadian seseorang adalah
sistem nilai yang dianut. Sistem nilai dalam hal ini yang berkaitan langsung
dengan disiplin. Nilai-nilai yang menjunjung disiplin yang diajarkan atau
ditanamkan orang tua, guru dan masyarakat akan digunakan sebagai kerangka acuan
bagi penerapan disiplin di tempat kerja. Berkaitan dengan faktor lingkungan, disiplin
kerja tidak muncul begitu saja tetapi merupakan suatu proses belajar yang
terus-menerus.
Proses pembelajaran agar dapat efektif maka pemimpin
yang merupakan agen pengubah perlu memperhatikan prinsip-prinsip konsisten,
adil, bersikap positif, dan terbuka (Helmi, 1996: 37-38)
d. Parameter
disiplin kerja
Berdasarkan pada pengertian tersebut di atas, maka
tolok ukur pengertian kedisiplinan kerja pegawai adalah sebagai berikut :
1). Kepatuhan
terhadap jam-jam kerja.
2). Kepatuhan
terhadap instruksi dari atasan, serta pada peraturan dan tata tertib yang
berlaku.
3). Berpakaian
yang baik pada tempat kerja dan menggunakan tanda pengenal instansi.
4). Menggunakan
dan memelihara bahan-bahan dan alat-alat perlengkapan kantor dengan penuh
hati-hati.
5). Bekerja
dengan mengikuti cara-carayang telah ditentukan
2. Kinerja Pegawai
a. Pengertian Kinerja
Kinerja bagian dari produktivitas kerja, produktivitas
berasal dari kata “produktif” artinya sesuatu yang mengandung potensi yang
digali, sehingga produktivitas dapatlah dikatakan suatu proses kegiatan yang
terstruktur guna menggali potensi yang ada dalam sebuah komoditi atau objek.
Filosofi produktivitas sebenarnya dapat mengandung arti keinginan dan usaha
dari setiap manusia maupun kelompok untuk selalu meningkatkan mutu kehidupan
dan penghidupannya.
Menurut Mangkuprawira
(2007:6) “ Kinerja adalah hasil kerja secara kualitas dan kuantitas yang
dicapai oleh seorang pegawai dalam melaksanakan tugasnya sesuai dari tanggung
jawab yang diberikannya”.
Dengan demikian kinerja merupakan sebuah proses untuk
menetapkan apa yang harus dicapai, dan pendekatannya untuk mengelola dan
pengembangan manusia melalui suatu cara yang dapat meningkatkan kemungkinan
bahwa sasaran akan dapat dicapai dalam jangka waktu tertentu baik pendek maupun
panjang.
b. Penilaian
Kinerja
Kinerja merupakan suatu kondisi yang harus diketahui dan
dikonfirmasikan kepada pihak tertentu untuk mengetahui tingkat pencapaian hasil
suatu instansi dihubungkan dengan visi yang diemban suatu instansi pemerintah
serta mengetahui dampak positif dan negatif. Penilaian kinerja pada dasarnya
merupakan faktor kunci guna mengembangkan suatu organisasi secara efektif dan
efisien, karena adanya kebijakan atau program yang lebih baik atas sumber daya
manusia yang ada dalam organisasi. Penilaian kinerja individu sangat bermanfaat
bagi dinamika pertumbuhan organisasi secara keseluruhan, melalui penilaian
tersebut maka dapat diketahui kondisi sebenarnya tentang bagaimana kinerja
pegawai.
Menurut Sugiyono (2009:29) “ Penilaian Kinerja adalah
sebuah gambaran atau deskripsi yang sistematis tentang kekuatan dan kelemahan
yang terkait dari seseorang atau suatu kelompok”
c. Tujuan
Penilaian Kinerja
Menurut
Dharma (2001:150) tujuan diadakannya penilaian kinerja bagi para pegawai
dapat kita ketahui dibagi menjadi dua, yaitu:
1.
Tujuan Evaluasi, dimana seorang manajer
atau atasan menilai kinerja dari masa lalu seorang pegawai atau bawahannya
dengan menggunakan rating deskriptif untuk menilai kinerja dan dengan data
tersebut berguna dalam keputusan-keputusan promosi, demosi, terminasi dan
kompensasi.
2.
Tujuan Pengembangan, dimana seorang manajer mencoba untuk
meningkatkan kinerja seorang pegawai dimasa yang akan datang. Sedangkan tujuan
pokok dari system penilaian kinerja pegawai adalah, sesuatu yang menghasilkan
informasi yang akurat dan valid yang berkenaan dengan perilaku dan kinerja
anggota instansi pemerintah.
d. Manfaat
Penilain Kinerja
Pada umumnya orang-orang yang berkecimpung dalam dunia kerja
menilai bahwa penilaian ini merupakan bagian penting dari seluruh proses
kekaryaan dimana pegawai tersebut bekerja. Bagi pegawai, penilaian tersebut
berperan sebagai umpan balik tentang berbagai hal seperti kemampuan, kelebihan,
kekurangan, dan potensi yang pada gilirannya bermanfaat untuk menentukan
tujuan, jalur, rencana dan pengembangan karir bagi instansi pemerintah, hasil
penilaian tersebut sangat penting artinya dan peranaanya dalam pengambilan
keputusan.
Adapun secara terperinci menurut Handoko (2001:69) manfaat
penilaian kinerja bagi instansi pemerintah adalah sebagai berikut :
1.
Perbaikan kinerja, umpan balik pelaksanaan kerja karyawan
2.
Penyesuaian-penyesuaian gaji
3.
Keputusan-keputusan penempatan, promosi dan mutasi
4.
Perencanaan kebutuhan latihan dan pengembangan
5.
Perencanaan dan pengembangan karier, umpan balik prestasi
mengarahkan keputusan-keputusan karier
6.
Penyimpangan-penyimpangan proses staffing, kinerja yang
baik atau buruk mencerminkan kekuatan atau kelemahan prosedur staffing
departemen personalia.
7.
Melihat ketidak akuratan informasional
8.
Mendeteksi kesalahan-kesalahan desain pekerjaan
9.
Menjamin kesempatan yang adil, menjamin keputusan-keputusan
penempatan internal diambil tanpa deskriminasi.
10.
Melihat tantangan-tantangan eksternal
\
C. Kerangka
Berfikir
Salah satu faktor untuk mencapai tujuan sekolah diantaranya adalah peran
sumber daya manusia atau karyawan. Sumber daya manusia dalam hal ini adalah tenaga kerja yang merupakan kekuatan pokok yang mampu menggerakan kegiatan perusahaan, dimana masing-masing individu memiliki latar belakang, tingkat ekonomi, sosial budaya yang berbeda-beda. Tujuan dari suatu sekolah
adalah memperoleh kemajuan berbagai bidang terutama dalam hal pendidikan.
Hal tersebut akan diperoleh apabila
produktivitas meningkat, untuk meningkatkan produktivitas
kerja perlu adanya tenaga kerja yang memiliki keahlian dan kedisiplinan kerja. Dengan Disiplin kerja yang baik diharapan dapat
meningkatkan kinerja karyawan sehingga meningatkan kualitas sekolah tersebut.
D. Hipotesis
Hiotesis
penelitian ini adalah “Ada Pengaruh
Disiplin Kerja Terhadap Kinerja Pegawai Di Madrasah Tsanawiyah Negeri Lengkong”
BAB III
METODE PENELITIAN
Metode penelitian adalah “Suatu proses berpikir dari penentuan masalah,
melakukan pengumpulan data, baik buku-buku maupun melalui observasi, melakukan
pengolahan berdasarkan data yang ada sampai dengan penarikan kesimpulan dari
masalah penelitian (Sugiyono, 2009:1)
A. Jenis
Penelitian
Jenis Penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah jenis penelitian dengan menggunakan
metode kuantitatif.
Menurut Sugiyono (2009:15) metode kuantitatif adalah
“metode yang menganalisis data dalam bentuk angka dan perhitungannya dengan
menggunakan metode statistik, sehingga memudahkan penafsiran data mentah yang
diperoleh”.
B. Ruang
Lingkup Penelitian
Agar penelitian lebih terarah maka dan berjalan baik
maka perlu adanya ruang lingkup penelitian. Adapun ruang lingkup penelitian
dibatasi pada Disiplin kerja dan kinerja pegawai pada Madrasah Tsanawiyah
Negeri Lengkong.
C. Subyek
dan Obyek Penelitian
1. Subyek
Penelitian
Yang dimaksud subyek penelitian, adalah orang, tempat, atau benda yang
diamati dalam rangka pembumbutan sebagai
sasaran ( Kamus Bahasa Indonesia, 1989: 862). Adapun subyek penelitian dalam penelitian ini adalah seluruh karyawan Madrasah tsanawiyah
negeri sejumlah 50 orang.
2. Obyek
Penelitian
Yang dimaksud obyek penelitian,
adalah “hal yang menjadi sasaran penelitian” ( Kamus Bahasa Indonersia; 1989:
622). Menurut (Supranto 2000: 21) “obyek penelitian adalah himpunan elemen yang
dapat berupa orang, organisasi atau barang yang akan diteliti. Kemudian
dipertegas (Anto Dayan 1986: 21), “obyek penelitian, adalah pokok persoalan
yang hendak diteliti untuk mendapatkan data secara lebih terarah”. Adapun Obyek
penelitian dalam tulisan ini meliputi:
a.
Disiplin kerja
1) Tujuan dan Kemampuan
2) Teladan Pimpinan
3) Balas Jasa
4) Keadilan
5) Pengawasan Melekat
6) Sanksi Hukuman
7) Ketegasan
8) Hubungan Kemanusiaan
b.
Kinerja Pegawai
1. Kesetiaan
2. Prestasi Kerja
3. Tanggung Jawab
4. Ketaatan
5. Kejujuran
6. Kerjasama
7. Prakarsa
8. Kepemimpinan
Setiap respon yang terpilih diberikan kewenangan
untuk memilih salah satu jawaban yang dianggap sesuai atau relevan dengan
pertanyaan yang diajukan oleh peneliti dalam kuesioner.
Responden diminta untuk menjawab salah satu dari
lima kategori jawaban yang telah disediakan. Dan setiap jawaban responden
diberi skor sebagai berikut :
D. Jenis dan
Sumber Data
1. Jenis
data
Data yang dikumpulkan dalam penelitian ini dibedakan
menjadi dua yakni :
1. Data
primer, yang dikumpulkan berbentuk hasil kuesioner yang dilakukan terhadap
narasumber yang berasal dari para pelaku yang terkait dengan persoalan untuk
mengetahui pengaruh variabel terkait terhadap disiplin kerja dan keinerja
pegawai
2. Data
Sekunder, data ini diperlukan untuk mendukung analisis dan pembahasan yang
maksimal. Data sekunder juga diperlukan terkait pengungkapan fenomena sosial
dalam penelitian ini. Data sekunder ini antara lain, kepustakaan (Library
Research) serta bahan dari internet.
2. Sumber Data
Data yang akan dikumpulkan dalam penelitian ini
berasal dari berbagai sumber yaitu:
a. Data
primer berasal dari hasil kuesioner dari
respondenresponden.
b. Data
sekunder berasal dari hasil publikasi berbagai literatur yang ada di beberapa tempat,seperti:
1) Absensi
2)
Lembar penilaian kinerja
D. Populasi dan Sample Penelitian
1. Pengertian Populasi
Menurut
Sugiyono (2009:49) Populasi merupakan “wilayah generalisasi yang terdiri atas
objek/subjek yang memiliki kualitas dan karakteristik tertentu yang ditetapkan
oleh peneliti untuk dipelajari dan kemudian ditarik kesimpulannya”.
Jadi
populasi bukan hanya orang, tetapi juga objek dan benda alam yang lain.
Populasi juga bukan sekedar jumlah yang ada pada subjek/objek yang dipelajari,
tetapi meliputi seluruh karakteristik/sifat yang dimiliki oleh subjek atau
objek yang diteliti. Kuesioner ini disebarkan kepada 50 responden yang mana respondennya
adalah pegawai Madrasah Tsanawiyah Negeri Lengkong.
2.
Pengertian Sampel
Sampel
adalah sebagian dari jumlah dan karakteristik yang dimiliki oleh populasi
tersebut. Bila populasi besar, dan penulis tidak mungkin meneliti semua yang
ada pada populasi, maka penulis dapat menggunakan sampel yang diambil dari
populasi itu. Apa yang dipelajari dari sampel itu, kesimpulannya akan
diberlakukan untuk populasi itu. Untuk sampel yang diambil dari populasi harus
benar-benar representative atau mewakili (Sugiyono 2009:118).
Bila
sampel tidak representative, maka resiko yang dihadapi penulis ialah tidak
dapat menyimpulkan sesuai dengan kenyataan atau membuat kesimpulan yang salah.
Namun, apabila subjek kurang dari 100 maka lebih baik diambil seluruhnya,
tetapi apabila jumlah subjek lebih dari 100 dapat diambil antara 20%-25% atau
lebih (Arikunto 2006:106).
Berdasarkan
pernyataan Arikunto, Penulis mengambil semua sampel yaitu sebanyak 50 responden dikarenakan jumlah subjek
kurang dari 100 maka diambil seluruhnya.
F. Teknik Pengumpulan Data
Teknik Pengumpulan data yang penulis gunakan pada Tugas Akhir
ini adalah :
1. Observasi
Teknik pengumpulan data dengan melakukan pengamatan secara langsung
kepada objek penelitian untuk mengetahui secara jelas kondisi objek penelitian
serta memperoleh data yang diperlukan.
2. Kuesioner
Kuesioner (angket) merupakan
teknik pengumpulan data yang dilakukan dengan cara memberikan seperangkat
pertanyaan atau pernyataan tertulis kepada responden untuk dijawabnya, dimana
peneliti tidak langsung bertanya jawab dengan responden. Kuesioner atau angket
yang digunakan dalam penelitian ini adalah angket tertutup, yaitu pertanyaan
yang dibuat tidak memerlukan penjelasan lebih lanjut sehingga responden hanya
memilih alternative
jawaban dengan membubuhkan tanda (P)
pada setiap jawaban.
1.
Syarat
Instrumen penelitian
Instrumen penelitian adalah alat ukur yang digunakan
untuk mengumpulkan data (Purwanto, 2007: 9). Cara ini digunakan untuk
memperoleh data yang objektif yang diperlukan untuk menghasilkan kesimpulan
penelitian yang objektif pula.
Penggunaan instrumen berupa angket (kuesioner) untuk memperoleh
data yang akurat diperlukan alat pengumpulan data yang dapat
dipertanggungjawabkan dengan diuji validitas dan reliabilitasnya. Validitas
menunjukkan kepastian, ketelitian atau ketepatan alat ukur, sedangkan
reliabilitas menunjukkan konsistensi jika alat ukur itu dipergunakan.
Sebelum penelitian dilakukan, instrumen yang digunakan
untuk mengambil data yang sebenarnya,
terlebih dahulu dilakukan ujicoba tryout
instrumen, untuk mengetahui tingkat kesahihan (validitas) dan keandalan (reliabilitas). Suharsimi Arikunto
(2010 :228) menyatakan bahwa tujuan ujicoba instrumen yang berhubungan dengan
kualitas adalah upaya untuk mengetahui
validitas dan reliabilitas. Suatu instrumen
itu valid, apabila dapat mengukur apa yang hendak diukur.
Sedangkan tinggi reliabilitas menunjukkan bahwa
instrumet tersebut dapat mengukur apa
yang dimaksud dalam menjawab pertanyaan atau pernyataan diantara subjek.
Data yang baik adalah data yang sesuai dengan
kenyataan yang sebenarnya dan data
tersebut bersifat tetap dan dapat dipercaya. Data yang sesuai dengan kenyataannya disebut data
valid dan data yang dipercaya disebut
dengan data reliabel. Agar dapat diperoleh data yang valid dan reliabel, maka instrumen penilaian
yang digunakan untuk mengukur objek yang akan dinilai baik tes atau nontes
harus memiliki bukti validitas dan
reliabilitas. Penelitian evaluasi muatan lokal keterampilan juga menggunakan instrumen yang
harus dilakukan ujicoba untuk mengetahui
tingkat validitas (kesahihan) dan reliabilitas (keandalan).
a.
Uji Validitas (Uji Kesahihan)
Validitas merupakan derajat ketepatan antara data yang
terjadi pada objek penelitian dengan daya yang dapat dilaporkan oleh peneliti (Sugiyono, 2010: 363). Pengujian
validitas pada penelitian evaluatif ini
menggunakan logical validity (validitas logis).
Validitas logis untuk sebuah instrumen menunjuk pada
kondisi sebuah instrumen yang memenuhi syarat valid berdasarkan hasil penalaran
dan rasional. Instrumen yang diuji validitasnya adalah intrumen komponen
konteks, masukan, proses dan hasil.
Uji validitas pada penelitian menggunakan uji teknik
uji validitas korelasi product moment yang dikemukakan oleh Pearson.Hasil
perhitungan rxy atau rhitung dikonsultasikan dengan harga tabel dengan taraf
signifikan 5%. Jika harga rhitung lebih besar dari rtabel maka dapat dikatakan item tersebut
valid. Apabila nilai rhitung lebih besar dari r tabel maka item tersebut dapat dikatakan valid
b. Uji
Reliabilitas
Reliabilitas menunjuk pada pengertian
bahwa instrumen yang digunakan dapat mengukur sesuatu yang diukur secara
konsisten dari waktu ke waktu. Syarat kualifikasi suatu instrumen pengukur
adalah konsisten, keajegan, atau tidak berubah-ubah (Saifuddin Azwar, 2012:
110). Instrumen yang diuji reliabilitasnya adalah instrumen yang dibuat oleh peneliti.
Dalam hal ini instrumen tersebut adalah instrumen komponen konteks, masukan,
proses dan hasil.
Reliabilitas ditentukan atas dasar proporsi varian
total yang merupakan varian total
sebenarnya. Makin besar proporsi tersebut berarti makin tinggi reliabilitasnya. Untuk
menguji reliabilitas instrumen yang akan digunakan dalam penelitian ini
digunakan rumus koefisien Alpha karena skor pada butir-butir instrumen
merupakan skor bertingkat yaitu antara 1 sampai 4 atau 1 sampai 5.
Menurut
Suharsimi Arikunto (2010 : 164), “instrumen yang berbentuk multiple choice
(pilihan ganda) maupun skala bertingkat maka reliabilitasnya dihitung dengan
menggunakan rumus Alpha”.
2.
Bentuk
Instrumen
Bentuk instrumen adalah soal quesioner dengan 20 soal
dengan 5 pilihan jawaban (Sangat Setuju, Setuju, Ragu-ragu, Tidak Setuju,
Sangat tidak setuju)
3. Studi Kepustakaan
Teknik pengumpulan data ini yaitu dengan cara membaca,
mempelajari, mengutip beberapa pendapat dari berbagai sumber buku, internet dan
dari sumber lainnya yang digunakan sebagai bahan teori.
4. Studi Dokumentasi
Teknik pengumpulan data ini yaitu dengan cara
mengumpulkan data-data yang diperlukan pada saat penelitian berlangsung. Mulai
dari yang tertulis tentang data perusahaan.
5. Wawancara
Teknik pengumpulan data ini dilakukan dengan cara bertanya langsung
terhadap beberapa pegawai yang bekerja di tempat tersebut guna memperoleh data
yang dibutuhkan. Sehingga mengetahui secara langsung masalah-masalah yang
dialami pegawai selama bekerja di tempat tersebut serta menjadi salah satu cara
dalam memberikan saran serta masukan yang diberikan terhadap pewawancara.
G. Variabel Penelitian
Variabel penelitian
adalah definisi yang
menjadikan variabel-variabel yang diteliti menjadi operasional dalam kaitannya
dengan proses pengukuran variabel-variabel tersebut. Menurut hubungan satu
variabel dengan variabel yang lain maka macam-macam variabel dalam penelitian dibedakan
menjadi 2, yaitu sebagai berikut (Sugiyono 2009:39)
1. Variabel Independent, disebut juga variabel bebas yang
merupakan variabel yang mempengaruhi atau yang menjadi sebab perubahannya atau
timbulnya variabel dependen (terikat). Dalam penelitian ini yang menjadi
variabel bebas yaitu variabel X (Disiplin Kerja).
2.
Variabel Dependent, disebut juga variabel terikat yang merupakan
variabel yang dipengaruhi atau yang menjadi akibat, karena adanya variabel
bebas. Dalam hal ini yang menjadi variabel Y (Kinerja Pegawai)
D. Teknik Analisa Data
Untuk mengetahui uji statistik
antara variabel X dan variabel Y digunakan analisi korelasi. Sedangkan metode
atau teknik dalam korelasiyang popular digunakan adalah korelasi Rank-Spearman
atau variabel berskala ordinal
1. Skala
Pengukuran
Dalam penelitian ini penulis menggunakan skala likert.
Skala likert merupakan skala pengukuran yang mengatur sikap dan pendapat
seseorang atau sekelompok orang tentang fenomena sosial. Fenomena sosial
tersebut merupakan suatu variabel penelitian yang akan diukur. Sebelum diukur,
variabel tersebut dijabarkan menjadi indikator variabel yang kemudian indikator
variabel tersebut digunakan sebagai tolak ukur menyusun item-item instrument
yang berupa pertanyaan dan pernyataan.
Jawaban setiap item instrument yang menggunakan skala
likert mempunyai gradasi dari sangat positif sampai sangat negative dan untuk keperluaan
analisis kuantitatif, maka jawaban ini diberi skor yaitu
Tabel 1
Bobot atau Nilai Kuesioner
No
|
Keterangan
|
Skor/Nilai
|
1
|
Sangat Baik
|
5
|
2
|
Baik
|
4
|
3
|
Cukup Baik
|
3
|
4
|
Kurang Baik
|
2
|
5
|
Tidak Baik
|
1
|
2. Analisis Korelasi
Dalam
penelitian ini penulis ingin mengetahui uji determinasi terhadap peningkatan
kinerja pegawai di Kecamatan Astanaanyar Bandung dengan menggunakan koefisien Rank-Spearman.
Menurut Sugiyono (2007:245) analisis koefisien rank spearman adalah
“Suatu ukuran yang mendeskripsikan hubungan antara variabel yang didukung
secara substansi atau teoritis”.
Interval Koefisien
|
Tingkat Hubungan
|
0,00 – 0,199
0,20 – 0,399
0,40 – 0,599
0,60 – 0,799
0,80 – 1,000
|
Hubungannya Sangat Rendah
Hubungannya Rendah
Hubungannya Sedang
Hubungannya Kuat
Hubungannya Sangat Kuat
|
Mau tanya ni kak,
BalasHapusdaftar pustakanya aku minta dong
membantu bnget kak,daftar pustakanya aku minta ya kak
BalasHapusmembantu bnget kak,daftar pustakanya aku minta ya kak
BalasHapusThanks gan, buat ilmunya.
BalasHapusbtw minta daftar pustaka dong :)
daftar pustakanya minta dong kak
BalasHapusdaftar pustakanya minta dong kak
BalasHapusBisa minta daftar pustakanya kah bang?
BalasHapusBisa kirim daftar pustakannya
HapusBisa bagi daftar pustakanya kak
BalasHapusBisa minta daftar pustakanya ka
BalasHapusbisa minta daftar pustakanya kak
BalasHapuspa bisah mintah daftar pustakanya
BalasHapusMinta daftar pustakanya kak
BalasHapus