Kamis, 28 Juli 2016

Catatn Atas Laporan Keuangan Semester I Tahun 2016







 


















KATA PENGANTAR
Sebagaimana diamanatkan Undang-Undang Nomor 17 Tahun 2003 tentang Keuangan Negara bahwa Menteri/Pimpinan Lembaga sebagai Pengguna Anggaran/Barang mempunyai tugas antara lain menyusun dan menyampaikan laporan keuangan Kementerian Negara/Lembaga yang dipimpinnya.
MTsN Lengkong Kab. Nganjuk adalah salah satu entitas akuntansi di bawah Badan Akuntansi dan Pelaporan Keuangan yang berkewajiban menyelenggarakan akuntansi dan laporan pertanggungjawaban atas pelaksanaan Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara. Salah satu pelaksanaannya adalah dengan menyusun laporan keuangan berupa Laporan Realisasi Anggaran, Neraca, Laporan Operasi, Laporan Perubahan Ekuitas dan Catatan atas Laporan Keuangan.
Penyusunan Laporan Keuangan MTsN Lengkong Kab. Nganjuk mengacu pada Peraturan Pemerintah Nomor 71 Tahun 2010 tentang Standar Akuntansi Pemerintahan dan kaidah-kaidah pengelolaan keuangan yang sehat dalam Pemerintahan. Laporan Keuangan ini telah disusun dan disajikan dengan basis akrual sehingga akan mampu menyajikan informasi keuangan yang transparan, akurat dan akuntabel.

Laporan Keuangan ini diharapkan dapat memberikan informasi yang berguna kepada para pengguna laporan khususnya sebagai sarana untuk meningkatkan akuntabilitas/ pertanggungjawaban dan transparansi pengelolaan keuangan negara pada MTsN Lengkong Kab. Nganjuk. Di samping itu, laporan keuangan ini juga dimaksudkan untuk memberikan informasi kepada manajemen dalam pengambilan keputusan dalam usaha untuk mewujudkan tata kelola pemerintahan yang baik (good governance).






Nganjuk, 15 Juli 2016
Kepala,






Dra. Ida Rosida Maimun, M.Pd.I
NIP. 19651230 199503 2 001











DAFTAR ISI




                    Hal
Kata Pengantar                                                                                                                                                                                                            i Daftar Isi                                                                                                                ii Daftar Tabel                                                                                                               iii
2
Daftar Isi
3
Pernyataan Tanggung Jawab                                                                      iv   Ringkasan                                                                                              1
4
Ringkasan
5
   I.  Laporan Realisasi Anggaran                                                                                                                3
7
   II. Neraca                                                                                                                4
8
  III. Laporan Operasional
9
 IV. Laporan Perubahan Ekuitas
10
  V. Catatan atas Laporan Keuangan                                                                                                                5
11
      A.  Penjelasan Umum
11
      B.  Penjelasan atas Pos-pos Laporan Realisasi Anggaran
21
      C.  Penjelasan atas Pos-pos Neraca
29
      D.  Penjelasan atas Pos-pos Laporan Operasional
44
      E.  Penjelasan atas Pos-pos Laporan Perubahan Ekuitas
50
      F.  Pengungkapan Penting Lainnya
53
VI. Lampiran dan Daftar
1.       Neraca Persediaan
2.       Neraca Simak BMN
3.       Neraca SAIBA
4.       Laporan Barang Kuasa Pengguna Intrakomtabel Semester I
5.       Laporan Barang Kuasa Pengguna Ekstrakomtabel Semester I
6.       Laporan Barang Kuasa Pengguna Gabungan Semester I
7.       Laporan Penyusutan Barang Kuasa Pengguna Intrakomtabel Semester I
8.       Laporan Penyusutan Barang Kuasa Pengguna Ekstrakomtabel Semester I
9.       Laporan Penyusutan Barang Kuasa Gabungan Semester I
10.    Neraca Percobaan berbasis Akrual Semester I
11.    Neraca Percobaan berbasisi Kas Semester I
12.    Laporan Operasional Semester I
13.    Laporan Perubaan Ekuitas Semester I
14.    Laporan Realisasi Anggaran Semester I
15.    Laporan Realisasi Belanja Semester I
16.    Laporan Realisasi Pengembalian Belanja Semester I
17.    Laporan Realisasi Pendapatan Semester I
18.    Laporan Realisasi Pengembalian Pendapatan Semester I
19.    BAR KPKNL
20.    BAR Internal
21.    BAR KPPN
22.    Rekening Koran



MTSN LENGKONG KAB. NGANJUK
Dsn. JATI Ds. SAWAHAN KEC. LENGKONG KAB. NGANJUK
TELEPON 0811 3030 545, EMAIL mtsnlengkong@yahoo.co.id


 



PERNYATAAN TANGGUNG JAWAB



Laporan  Keuangan  MTsN Lengkong Kab. Nganjuk yang terdiri dari : Laporan Realisasi Anggaran, Neraca, Laporan Operasional, Laporan Perubahan Ekuitas, dan Catatan atas Laporan Keuangan Tahun Anggaran 2016 sebagaimana terlampir, adalah merupakan tanggung jawab kami.

Laporan  Keuangan  tersebut  telah  disusun  berdasarkan  sistem  pengendalian intern yang memadai, dan isinya telah menyajikan informasi pelaksanaan anggaran dan posisi keuangan secara layak sesuai dengan Standar Akuntansi Pemerintahan.














Nganjuk, 15 Juli 2016
Kepala,




Dra. Ida Rosida Maimun, M.Pd.I
NIP. 19651230 199503 2 001













RINGKASAN LAPORAN KEUANGAN

Laporan Keuangan MTsN Lengkong Kab. Nganjuk Tahun 2015 ini telah disusun dan disajikan sesuai dengan Peraturan Pemerintah Nomor 71 Tahun 2010 tentang Standar Akuntansi Pemerintahan (SAP) dan berdasarkan kaidah-kaidah pengelolaan keuangan yang sehat di lingkungan pemerintahan. Laporan Keuangan ini meliputi:

1.   LAPORAN REALISASI ANGGARAN
Laporan Realisasi Anggaran menggambarkan perbandingan antara anggaran dengan realisasinya, yang mencakup unsur-unsur Pendapatan-LRA dan Belanja selama periode 1 Januari sampai dengan 30 Juni 2016.
Realisasi Pendapatan Negara pada 30 Juni 2016 adalah berupa Pendapatan Negara Bukan Pajak sebesar Rp. 0,- atau mencapai 0,00 persen dari estimasi Pendapatan-LRA sebesar Rp. 0.
Realisasi  Belanja  Negara  pada  30 Juni 2016  adalah  sebesar                   Rp. 1.222.486.727 atau mencapai 60.43 persen dari alokasi anggaran sebesar Rp. 2.022.982.000

2.   NERACA
Neraca menggambarkan posisi keuangan entitas mengenai aset, kewajiban, dan ekuitas  pada 30 Juni 2016.

Nilai Aset per 30 Juni 2016 dicatat dan disajikan sebesar Rp. 2.467.251.170 yang  terdiri  dari :  Aset  Lancar  sebesar  Rp. 21.896.400;  Aset  Tetap   (neto)  sebesar   Rp. 2.445.624.770; Piutang Jangka Panjang (neto) sebesar Rp.0; dan Aset Lainnya (neto) sebesar Rp. 0.
Nilai Kewajiban  dan  Ekuitas  masing - masing  sebesar  Rp. 20.000.000 dan  Rp. 2.447.521.170

3.   LAPORAN OPERASIONAL
Laporan Operasional menyajikan berbagai unsur pendapatan-LO, beban, surplus/defisit dari operasi, surplus/defisit dari kegiatan nonoperasional, surplus/defisit sebelum pos luar biasa, pos luar biasa, dan  surplus/defisit-LO, yang diperlukan untuk penyajian yang wajar. Pendapatan-LO untuk periode sampai dengan 30 Juni 2016 adalah sebesar Rp. 0, sedangkan jumlah beban adalah sebesar Rp. 1.140.301.876 sehingga terdapat Defisit dari Kegiatan Operasional  senilai Rp. -1.140.301.876. Surplus/defisit Kegiatan Non Operasional dan Defisit Pos-pos Luar Biasa masing-masing sebesar Rp. 0 dan sebesar Rp. 0 sehingga entitas mengalami Defisit-LO sebesar Rp. -1.140.301.876.   
4.   LAPORAN PERUBAHAN EKUITAS
Laporan Perubahan Ekuitas menyajikan informasi kenaikan atau penurunan ekuitas tahun pelaporan dibandingkan dengan tahun sebelumnya. Ekuitas pada tanggal 30 Juni 2016 adalah sebesar Rp. 2.365.336.319 dikurangi Defisit-LO sebesar Rp. -1.140.301.876 kemudian ditambah dengan koreksi-koreksi senilai Rp. 0 dan ditambah Transaksi Antar Entitas sebesar Rp. 1.222.486.727 sehingga Ekuitas entitas pada tanggal 30 Juni 2016 adalah senilai Rp. 2.447.251.170. 

5.   CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN
Catatan atas Laporan Keuangan (CaLK) menyajikan informasi tentang penjelasan atau daftar terinci atau analisis atas nilai suatu pos yang disajikan dalam Laporan Realisasi Anggaran, Neraca, Laporan Operasional, dan Laporan Perubahan Ekuitas. Termasuk pula dalam CaLK adalah penyajian informasi yang diharuskan dan dianjurkan oleh Standar Akuntansi Pemerintahan serta pengungkapan-pengungkapan lainnya yang diperlukan untuk penyajian yang wajar atas laporan keuangan.
Dalam penyajian Laporan Realisasi Anggaran untuk periode yang berakhir sampai dengan tanggal 30 Juni 2016 disusun dan disajikan berdasarkan basis kas. Sedangkan Neraca, Laporan Operasional, dan Laporan Perubahan Ekuitas untuk Tahun 2015 disusun dan disajikan dengan basis akrual.













I. LAPORAN REALISASI ANGGARAN
MTSN LENGKONG KAB. NGANJUK
LAPORAN REALISASI ANGGARAN
UNTUK PERIODE YANG BERAKHIR 30 Juni 2016 dan 30 Juni 2015

(Dalam Rupiah)





















II. NERACA
MTSN LENGKONG KAB. NGANJUK
NERACA
PER 30 Juni 2016 dan 30 Juni 2015
                                                                                                  (DalamRupiah)



III. LAPORAN OPERASIONAL
MTSN LENGKONG KAB. NGANJUK
LAPORAN OPERASIONAL
UNTUK PERIODE YANG BERAKHIR 30 Juni 2016 dan 30 Juni 2015

(Dalam Rupiah)















IV. LAPORAN PERUBAHAN EKUITAS
MTSN LENGKONG KAB. NGANJUK
LAPORAN PERUBAHAN EKUITAS
UNTUK PERIODE YANG BERAKHIR 30 Juni 2016 dan 30 Juni 2015

(Dalam Rupiah)




















V. CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN
 
A.  PENJELASAN UMUM


A.1. Profil dan Kebijakan Teknis MTsN LENGKONG KAB. NGANJUK

Dasar Hukum Entitas dan
Rencana Strategis

MTsN Lengkong Kab. Nganjuk didirikan sebagai salah satu upaya pemerintah untuk meningkatkan kualitas Laporan Keuangan Kementerian Negara/Lembaga. Organisasi dan tata kerja entitas diatur dengan Peraturan Badan Akuntansi dan Pelaporan Keuangan No. 2005/BALAP.071/2012 tentang Organisasi dan Tata Kerja Instansi Vertikal Badan Akuntansi dan Pelaporan Keuangan. Entitas berkedudukan di Dsn. Jati Ds. Sawahan Kec. Lengkong Kab. Nganjuk.
MTsN Lengkong Kab. Nganjuk mempunyai tugas dan fungsi dalam memberikan dukungan implementasi akuntansi pemerintah berbasis akrual pada Kementerian Agama. Melalui peran tersebut diharapkan kualitas laporan Kementerian Agama dapat ditingkatkan yang pada akhirnya Laporan Keuangan Pemerintah Pusat dapat disajikan dengan akuntabel, akurat dan transparan.
Untuk mewujudkan tujuan di atas MTsN Lengkong Kab. Nganjuk berkomitmen dengan visi mewujudkan pelaksanaan penyelenggaraan keuangan negara yang efisien, akuntabel dan transparan melalui  akuntansi pemerintah menuju Laporan Keuangan Kementerian/Negara yang berkualitas.Untuk mewujudkannya  akan dilakukan beberapa langkah-langkah strategis sebagai berikut:
·         Menyelenggarakan  yang berkelanjutan berkaitan implementasi akuntansi pemerintah kepada Kementerian Negara/Lembaga.
·         Membina secara efektif  Kementerian Negara/Lembaga dalam pemanfaatan informasi keuangan yang dihasilkan oleh sistem akuntansi yang diimplementasikan.
·         Mengembangkan sistem  yang profesional dan terpercaya.
·         Menyelenggarakan sistem dukungan pengambilan keputusan yang andal kepada para pemangku kepentingan. 
Pendekatan Penyusunan Laporan Keuangan
A.2.  Pendekatan Penyusunan Laporan Keuangan
Laporan Keuangan 30 Juni 2016 ini merupakan laporan yang mencakup seluruh aspek keuangan yang dikelola oleh MTsN Lengkong Kab. Nganjuk. Laporan Keuangan ini dihasilkan melalui Sistem Akuntansi Instansi (SAI) yaitu serangkaian prosedur manual maupun yang terkomputerisasi mulai dari pengumpulan data, pencatatan dan pengikhtisaran sampai dengan pelaporan posisi keuangan dan operasi keuangan pada Kementerian Negara/Lembaga.
SAI terdiri dari Sistem Akuntansi Instansi Berbasis Akrual (SAIBA) dan Sistem Informasi Manajemen dan Akuntansi Barang Milik Negara (SIMAK-BMN). SAI dirancang untuk menghasilkan Laporan Keuangan Satuan Kerja yang terdiri dari Laporan Realisasi Anggaran, Neraca, Laporan Operasional, dan Laporan Perubahan Ekuitas. Sedangkan SIMAK-BMN adalah sistem yang menghasilkan informasi aset tetap, persediaan, dan aset lainnya untuk penyusunan neraca dan laporan barang milik negara  serta laporan manajerial lainnya.
Basis Akuntansi
A.3. Basis Akuntansi
MTsN Lengkong Kab. Nganjuk menerapkan basis akrual dalam penyusunan dan penyajian Neraca, Laporan Operasional, dan Laporan Perubahan Ekuitas serta basis kas untuk penyusunan dan penyajian Laporan Realisasi Anggaran. Basis akrual adalah basis akuntansi yang mengakui pengaruh transaksi dan peristiwa lainnya pada saat transaksi dan peristiwa itu terjadi, tanpa memperhatikan saat kas  atau setara kas diterima atau dibayarkan. Sedangkan basis kas adalah basis akuntansi yang yang mengakui pengaruhi transaksi atau peristiwa lainnya pada saat kas atau setara kas diterima atau dibayar. Hal ini sesuai dengan Standar Akuntansi Pemerintahan (SAP) yang telah ditetapkan dengan Peraturan Pemerintah Nomor 71 Tahun 2010 tentang Standar Akuntansi Pemerintahan.

Dasar Pengukuran
A.4. Dasar Pengukuran 
Pengukuran adalah proses penetapan nilai uang untuk mengakui dan memasukkan setiap pos dalam laporan keuangan. Dasar pengukuran yang diterapkan MTsN Lengkong Kab. Nganjuk dalam penyusunan dan penyajian Laporan Keuangan adalah dengan menggunakan nilai perolehan historis.
Aset dicatat sebesar pengeluaran/penggunaan sumber daya ekonomi atau sebesar nilai wajar dari imbalan yang diberikan untuk memperoleh aset tersebut. Kewajiban dicatat sebesar nilai wajar sumber daya ekonomi yang digunakan pemerintah untuk memenuhi kewajiban yang bersangkutan.
Pengukuran pos-pos laporan keuangan menggunakan mata uang rupiah. Transaksi yang menggunakan mata uang asing dikonversi terlebih dahulu dan dinyatakan dalam mata uang rupiah.

Kebijakan Akuntansi
A.5. Kebijakan Akuntansi
Penyusunan dan penyajian Laporan Keuangan 30 Juni 2016 telah mengacu pada Standar Akuntansi Pemerintahan (SAP). Kebijakan akuntansi merupakan prinsip-prinsip, dasar-dasar, konvensi konvensi, aturan-aturan, dan praktik-praktik spesifik yang dipilih oleh suatu entitas pelaporan dalam penyusunan dan penyajian laporan keuangan. Kebijakan akuntansi yang diterapkan dalam laporan keuangan ini adalah merupakan kebijakan yang ditetapkan oleh Badan Akuntansi dan Pelaporan Keuangan yang merupakan entitas pelaporan dari MTsN Lengkong Kab. Nganjuk. Disamping itu, dalam penyusunannya telah diterapkan kaidah-kaidah pengelolaan keuangan yang sehat di lingkungan pemerintahan.
Kebijakan-kebijakan akuntansi penting yang digunakan dalam penyusunan Laporan Keuangan MTsN Lengkong Kab. Nganjuk adalah sebagai berikut:

Pendapatan-LRA

(1)  Pendapatan- LRA
·     Pendapatan-LRA diakui pada saat kas diterima pada Kas Umum Negara (KUN).
·     Akuntansi pendapatan-LRA dilaksanakan berdasarkan azas bruto, yaitu dengan membukukan penerimaan bruto, dan tidak mencatat jumlah nettonya (setelah dikompensasikan dengan pengeluaran).
·     Pendapatan-LRA disajikan menurut klasifikasi sumber pendapatan.

Pendapatan-LO

(2)  Pendapatan- LO
·         Pendapatan-LO adalah hak pemerintah pusat yang diakui sebagai penambah ekuitas dalam periode tahun anggaran yang bersangkutan dan tidak perlu dibayar kembali.
·     Pendapatan-LO diakui pada saat  timbulnya hak  atas pendapatan dan /atau Pendapatan direalisasi, yaitu adanya aliran masuk sumber daya ekonomi. Secara khusus pengakuan pendapatan-LO pada Badan Akuntansi dan Pelaporan Keuangan adalah sebagai berikut:
o  Pendapatan Jasa Pelatihan diakui setelah pelatihan selesai dilaksanakan
o  Pendapatan Sewa Gedung diakui secara proporsional antara nilai dan periode waktu sewa.
o  Pendapatan Denda diakui pada saat dikeluarkannya surat keputusan denda atau dokumen lain yang dipersamakan
·     Akuntansi pendapatan-LO dilaksanakan berdasarkan azas bruto, yaitu dengan membukukan penerimaan bruto, dan tidak mencatat jumlah nettonya (setelah dikompensasikan dengan pengeluaran).
·     Pendapatan disajikan menurut klasifikasi sumber pendapatan.

Belanja
(3)  Belanja
·     Belanja adalah semua pengeluaran dari Rekening Kas Umum Negara yang mengurangi Saldo Anggaran Lebih dalam peride tahun anggaran yang bersangkutan yang tidak akan diperoleh pembayarannya kembali oleh pemerintah.
·     Belanja diakui pada saat terjadi pengeluaran kas dari KUN.
·     Khusus pengeluaran melalui bendahara pengeluaran, pengakuan belanja terjadi pada saat pertanggungjawaban atas pengeluaran tersebut disahkan oleh Kantor Pelayanan Perbendaharaan Negara (KPPN).
·     Belanja disajikan menurut klasifikasi ekonomi/jenis belanja dan selanjutnya klasifikasi berdasarkan organisasi dan fungsi akan diungkapkan dalam Catatan atas Laporan Keuangan.

Beban

(4)  Beban
·         Beban adalah penurunan manfaat ekonomi atau potensi jasa dalam periode pelaporan yang menurunkan ekuitas, yang dapat berupa pengeluaran atau konsumsi aset atau timbulnya kewajiban.
·     Beban diakui pada saat timbulnya kewajiban; terjadinya konsumsi aset; terjadinya penurunan manfaat ekonomi atau potensi jasa. 
·     Beban disajikan menurut klasifikasi ekonomi/jenis belanja dan selanjutnya klasifikasi berdasarkan organisasi dan fungsi diungkapkan dalam Catatan atas Laporan Keuangan.

Aset

(5)  Aset 
Aset diklasifikasikan menjadi Aset Lancar, Aset Tetap, Piutang Jangka Panjang dan Aset Lainnya.

Aset Lancar

a.     Aset Lancar
·      Kas disajikan di neraca dengan menggunakan nilai nominal. Kas dalam bentuk valuta asing disajikan di neraca dengan menggunakan kurs tengah BI pada tanggal neraca.
·      Investasi Jangka Pendek BLU dalam bentuk surat berharga disajikan sebesar nilai perolehan sedangkan investasi dalam bentuk deposito dicatat sebesar nilai nominal.
·      Piutang diakui apabila menenuhi kriteria sebagai berikut:
a)     Piutang yang timbul dari Tuntutan Perbendaharaan/Ganti Rugi apabila telah timbul hak yang didukung dengan Surat Keterangan Tanggung Jawab Mutlak dan/atau telah dikeluarkannya surat keputusan yang mempunyai kekuatan hukum tetap.  
b)     Piutang yang timbul dari perikatan diakui apabila terdapat peristiwa yang menimbulkan hak tagih dan didukung dengan naskah perjanjian yang menyatakan hak dan kewajiban secara jelas serta jumlahnya bisa diukur dengan andal
·      Piutang disajikan dalam neraca pada nilai yang dapat direalisasikan (net realizable value). Hal ini diwujudkan dengan membentuk penyisihan piutang tak tertagih. Penyisihan tersebut didasarkan atas kualitas piutang yang ditentukan berdasarkan jatuh tempo dan upaya penagihan yang dilakukan pemerintah. Perhitungan penyisihannya adalah sebagai berikut:
Kualitas Piutang

Uraian

Penyisihan
Lancar
Belum dilakukan pelunasan s.d. tanggal jatuh tempo
0.5%
Kurang Lancar
Satu bulan terhitung sejak tanggal Surat Tagihan Pertama tidak dilakukan pelunasan
10%
Diragukan
Satu bulan terhitung sejak tanggal Surat Tagihan Kedua tidak dilakukan pelunasan
50%
Macet
1.    Satu bulan terhitung sejak tanggal Surat Tagihan Ketiga tidak dilakukan pelunasan
100%
2.    Piutang telah diserahkan kepada Panitia Urusan Piutang Negara/DJKN

·      Tagihan Penjualan Angsuran (TPA) dan Tuntutan Perbedaharaan/Ganti Rugi (TP/TGR) yang akan jatuh tempo 12 (dua belas) bulan setelah tanggal neraca disajikan sebagai Bagian Lancar TP/TGR atau Bagian Lancar TPA.
·      Nilai Persediaan dicatat berdasarkan hasil inventarisasi fisik pada tanggal neraca dikalikan dengan:
§  harga pembelian terakhir, apabila diperoleh dengan pembelian;
§  harga standar apabila diperoleh dengan memproduksi sendiri;
§  harga wajar atau estimasi nilai penjualannya apabila diperoleh dengan cara lainnya. 

Aset Tetap

b.     Aset Tetap
·      Aset tetap mencakup seluruh aset berwujud yang dimanfaatkan oleh pemerintah maupun untuk kepentingan publik yang mempunyai masa manfaat lebih dari 1 tahun.
·      Nilai Aset tetap disajikan berdasarkan harga perolehan atau harga wajar.
·      Pengakuan aset tetap didasarkan pada nilai satuan minimum kapitalisasi sebagai berikut:
a.  Pengeluaran untuk per satuan peralatan dan mesin dan peralatan olah raga yang nilainya sama dengan atau lebih dari Rp300.000 (tiga ratus ribu rupiah);
b.  Pengeluaran untuk gedung dan bangunan yang nilainya sama dengan atau lebih dari Rp10.000.000 (sepuluh juta rupiah);
c.   Pengeluaran yang tidak tercakup dalam batasan nilai minimum kapitalisasi tersebut di atas, diperlakukan sebagai biaya kecuali pengeluaran untuk tanah, jalan/irigasi/jaringan, dan aset tetap lainnya berupa koleksi perpustakaan dan barang bercorak kesenian.
·      Aset Tetap yang tidak digunakan dalam kegiatan operasional pemerintah yang disebabkan antara lain karena aus, ketinggalan jaman, tidak sesuai dengan kebutuhan organisasi yang makin berkembang, rusak berat, tidak sesuai dengan rencana umum tata ruang (RUTR), atau masa kegunaannya telah berakhir direklasifikasi ke Aset Lain-Lain pada pos Aset Lainnya.
·      Aset tetap yang secara permanen dihentikan penggunaannya, dikeluarkan dari neraca pada saat ada penetapan dari entitas sesuai dengan ketentuan perundangan di bidang  pengelolaan BMN/BMD.

Penyusutan Aset Tetap

c.     Penyusutan Aset Tetap
·      Penyusutan  aset  tetap  adalah  penyesuaian  nilai  sehubungan  dengan penurunan kapasitas dan manfaat dari suatu aset tetap.
·      Penyusutan aset tetap tidak dilakukan terhadap:
a.    Tanah;
b.   Konstruksi dalam Pengerjaan (KDP); dan
c.    Aset Tetap yang dinyatakan hilang berdasarkan dokumen sumber sah atau dalam kondisi rusak berat dan/atau usang yang telah diusulkan kepada Pengelola Barang untuk dilakukan penghapusan.
·      Penghitungan  dan  pencatatan  Penyusutan  Aset  Tetap  dilakukan  setiap akhir semester tanpa memperhitungkan adanya nilai residu.
·      Penyusutan  Aset  Tetap  dilakukan  dengan  menggunakan  metode  garis lurus yaitu dengan mengalokasikan nilai yang dapat disusutkan dari Aset Tetap secara merata setiap semester selama Masa Manfaat.
·      Masa  Manfaat  Aset  Tetap  ditentukan  dengan  berpedoman  Keputusan Menteri Keuangan Nomor: 59/KMK.06/2013 tentang Tabel Masa Manfaat Dalam Rangka Penyusutan Barang Milik Negara berupa Aset Tetap pada Entitas  Pemerintah  Pusat.  Secara  umum  tabel  masa  manfaat adalah sebagai berikut:
Penggolongan Masa anfaat Aset Tetap
Kelompok Aset Tetap
Masa Manfaat
Peralatan dan Mesin
2 s.d. 20 tahun
Gedung dan Bangunan
10 s.d. 50 tahun
Jalan, Jaringan dan Irigasi
5 s.d 40 tahun
Aset Tetap Lainnya (Alat Musik Modern)
4 tahun
 

Piutang Jangka Panjang
d.     Piutang Jangka Panjang
·      Piutang Jangka Panjang adalah piutang yang diharapkan/dijadwalkan akan diterima dalam jangka waktu lebih dari 12 (dua belas ) bulan setelah tanggal pelaporan.
·      Tagihan Penjualan Angsuran (TPA), Tagihan Tuntutan Perbendaharaan/Tuntutan Ganti Rugi (TP/TGR) dinilai berdasarkan nilai nominal dan disajikan sebesar nilai yang dapat direalisasikan.

Aset Lainnya

e.     Aset Lainnya
·      Aset Lainnya adalah aset pemerintah selain aset lancar, aset tetap, dan piutang jangka panjang. Termasuk dalam Aset Lainnya adalah aset tak berwujud, tagihan penjualan angsuran yang jatuh tempo lebih dari 12 (dua belas) bulan, aset kerjasama dengan pihak ketiga (kemitraan), dan kas yang dibatasi penggunaannya.
·      Aset Tak Berwujud (ATB) disajikan sebesar nilai tercatat neto yaitu sebesar harga perolehan setelah dikurangi akumulasi amortisasi.
·      Amortisasi ATB dengan masa manfaat terbatas dilakukan dengan metode garis lurus dan nilai sisa nihil. Sedangkan atas ATB dengan masa manfaat tidak terbatas tidak dilakukan amortisasi.
·      Aset  Lain-lain berupa aset tetap pemerintah disajikan sebesar nilai buku yaitu harga perolehan dikurangi akumulasi penyusutan.

 Kewajiban
(6)  Kewajiban
·         Kewajiban adalah utang yang timbul dari peristiwa masa lalu yang penyelesaiannya mengakibatkan aliran keluar sumber daya ekonomi pemerintah.
·         Kewajiban pemerintah diklasifikasikan kedalam kewajiban jangka pendek dan kewajiban jangka panjang.
a.     Kewajiban Jangka Pendek
Suatu kewajiban diklasifikasikan sebagai kewajiban jangka pendek jika diharapkan untuk dibayar atau jatuh tempo dalam waktu dua belas bulan setelah tanggal pelaporan.
Kewajiban jangka pendek meliputi Utang Kepada Pihak Ketiga, Belanja yang Masih Harus  Dibayar, Pendapatan Diterima di Muka, Bagian Lancar Utang Jangka Panjang, dan Utang Jangka Pendek Lainnya.
b.     Kewajiban Jangka Panjang
Kewajiban diklasifikasikan sebagai kewajiban jangka panjang jika diharapkan untuk dibayar atau jatuh tempo dalam waktu lebih dari dua belas bulan setelah tanggal pelaporan.
·         Kewajiban dicatat sebesar nilai nominal, yaitu sebesar nilai kewajiban pemerintah pada saat pertama kali transaksi berlangsung.

 Ekuitas
(7)  Ekuitas
Ekuitas merupakan merupakan selisih antara aset dengan kewajiban dalam satu periode. Pengungkapan lebih lanjut dari ekuitas disajikan dalam Laporan Perubahan Ekuitas.

Implementasi Akuntansi Pemerintah Berbasis Akrual Pertama Kali






(8)  Implementasi Akuntansi Berbasis Akrual Pertama Kali
Mulai tahun 2015 Pemerintah mengimplementasikan akuntansi berbasis akrual sesuai dengan amanat PP No. 71 Tahun 2010 tentang Standar Akuntansi Pemerintahan. Implementasi tersebut memberikan pengaruh pada beberapa hal dalam penyajian laporan keuangan. Pertama, Pos-pos ekuitas dana pada neraca per 30 Juni 2015 yang berbasis cash toward accrual direklasifikasi menjadi ekuitas sesuai dengan akuntansi berbasis akrual. Kedua, keterbandingan penyajian akun-akun tahun berjalan dengan tahun sebelumnya dalam Laporan Operasional dan Laporan Perubahan Ekuitas tidak dapat dipenuhi. Hal ini diakibatkan oleh penyusunan dan penyajian akuntansi berbasis akrual pada tahun 2015 adalah merupakan implementasi yang pertama.


 
B.     PENJELASAN ATAS POS-POS LAPORAN REALISASI ANGGARAN



Selama periode berjalan, MTsN Lengkong Kab. Nganjuk telah mengadakan revisi Daftar Isian Pelaksanaan Anggaran (DIPA) dari DIPA awal. Hal ini disebabkan oleh adanya program penghematan belanja pemerintah dan adanya perubahan kegiatan sesuai dengan kebutuhan dan situasi serta kondisi pada saat pelaksanaan. Perubahan tersebut berdasarkan sumber pendapatan dan jenis belanja adalah sebagai berikut:


Realisasi Pendapatan  Rp. 0

B.1 Pendapatan
Realisasi Pendapatan untuk periode yang berakhir pada 30 Juni 2016 adalah sebesar Rp. 0 atau mencapai 0,00 persen dari estimasi pendapatan yang ditetapkan sebesar Rp. 0. Pendapatan MTsN Lengkong Kab. Nganjuk terdiri dari Pendapatan Jasa dan Pendapatan Lain-lain. Rincian estimasi pendapatan dan realisasinya adalah sebagai berikut:



Rincian Estimasi dan Realisasi Pendapatan
Realisasi Penerimaan Negara Bukan Pajak per 30 Juni 2016 mengalami penurunan 0,00 persen dibandingkan TA 2016. Hal ini disebabkan oleh meningkatnya pelayanan (jasa) akuntansi yang berhubungan dengan tugas dan fungsi MTsN Lengkong Kab. Nganjuk. Yang berasal antara lain dari pendapatan pengembalian belanja pegawai dan belanja lainnya yang berasal dari tahun anggaran yang lalu.
Perbandingan Realisasi Pendapatan


Realisasi Belanja Negara Rp.1.084.309.053
B.2 Belanja


Realisasi Belanja instansi pada per 30 Juni 2016 adalah sebesar    Rp. 1.084.309.053 atau 98 % dari anggaran belanja sebesar Rp. 2.022.982.000. Rincian anggaran dan realisasi belanja 30 Juni 2016 adalah sebagai berikut:





Rincian Anggaran dan Realisasi Belanja                              per 30 Juni 2016





Komposisi anggaran dan realisasi belanja dapat dilihat dalam grafik berikut ini:




Dibandingkan dengan per 30 Juni 2015, Realisasi Belanja per 30 Juni 2016 mengalami penurunan sebesar 6,19 % dibandingkan realisasi belanja pada tahun sebelumnya. Hal ini disebabkan antara lain:

1.   Penurunan belanja modal.




Perbandingan Realisasi Belanja                                           per 30 Juni 2016 dan 30 Juni 2015



Belanja Pegawai Rp.841.128.115
B.3 Belanja Pegawai
Realisasi Belanja Pegawai per 30 Juni 2016 dan per 30 Juni 2015  adalah masing-masing sebesar Rp. 841.128.115 dan Rp. 627.308.481 Belanja Pegawai adalah belanja atas kompensasi, baik dalam bentuk uang maupun barang yang ditetapkan berdasarkan peraturan perundang-undangan yang diberikan kepada pejabat negara, Pegawai Negeri Sipil (PNS), dan pegawai yang dipekerjakan oleh pemerintahyang belum berstatus PNSsebagai imbalan atas pekerjaan yang telah dilaksanakan kecuali pekerjaan yang berkaitan dengan pembentukan modal. Realisasi belanja TA 2016 mengalami kenaikan sebesar 34.09 % dari per 30 Juni 2015. Hal ini disebabkan antara lain oleh:
1.     Adanya penambahan pegawai dalam rangka mendukung  program maupun kegiatan dalam beberapa tahun mendatang.
2.     Adanya kenaikan gaji berkala pegawai








Perbandingan Belanja Pegawai




Belanja Barang Rp. 248.086.112




B.4 Belanja Barang
Realisasi Belanja Barang per 30 Juni 2016 dan per 30 Juni 2015 adalah masing-masing sebesar Rp. 248.086.112 dan Rp. 193.887.652 Realisasi Belanja Barang per 30 Juni 2016 mengalami kenaikan 27.95 % dari Realisasi Belanja Barang per 30 Juni 2015.

Perbandingan Belanja Barang




Belanja Modal Rp. 45.522.500
B.5 Belanja Modal


Realisasi Belanja Modal per 30 Juni 2016 dan per 30 Juni 2015 adalah masing-masing sebesar Rp. 45.522.500 dan Rp. 231.534.000 Belanja modal merupakan pengeluaran anggaran untuk perolehan aset tetap dan aset lainnya yang memberi manfaat lebih dari satu periode akuntansi.
Realisasi Belanja Modal pada per 30 Juni 2016 mengalami penurunan sebesar 80.34 % dibandingkan TA 2016 disebabkan oleh implementasi akuntansi berbasis akrual, dan berakibat penurunan kebutuhan fasilitas pelatihan akuntansi, berupa tanah, gedung dan bangunan, peralatan dan mesin, serta belanja modal lainnya.
Perbandingan Realisasi Belanja Modal





B.5.1 Belanja Gedung dan Bangunan
Realisasi Belanja Modal Gedung dan Bangunan per 30 Juni 2016 dan per 30 Juni 2015 adalah masing-masing sebesar Rp. 0 dan Rp. 25.100.000 Realisasi tersebut pada per 30 Juni 2016 mengalami penurunan sebesar 100% dibandingkan 30 Juni 2015. Hal ini disebabkan karena tidak ada penambahan gedung tempat belajar
Perbandingan Realisasi Belanja Modal








B.5.2 Belanja Penambahan Nilai Gedung dan Bangunan
Realisasi Belanja Modal Penambahan Nilai Gedung dan Bangunan per 30 Juni 2016 dan per 30 Juni 2015 adalah sebesar Rp. 0 dan Rp. 115.100.000 mengalami penurunan sebesar 100 % bila dibandingkan dengan realisasi TA 2016. Hal ini disebabkan tidak ada penambahan Nilai Gedung mengalami penurunan untuk beberapa gedung dengan penambahan peralatan dan mesin sebagai fasilitas gedung.
Perbandingan Realisasi Belanja Modal



B.5.3 Belanja Modal Lainnya
Realisasi Belanja Modal Lainnya per 30 Juni 2016 dan per 30 Juni 2015 adalah masing-masing sebesar Rp. 0 dan Rp. 5.989.000 Realisasi Belanja Modal Lainnya per 30 Juni 2016 mengalami penurunan sebesar 100 % dibandingkan Realisasi 30 Juni 2015.


Perbandingan Realisasi Belanja Modal Lainnya



Belanja Bantuan Sosial Rp. 87.750.000







B.6 Belanja Bantuan Sosial
Realisasi Belanja Bantuan Sosial per 30 Juni 2016 dan per 30 Juni 2015 adalah masing-masing sebesar      Rp. 87.750.000 dan Rp. 103.125.000. Belanja bantuan sosial merupakan belanja pemerintah dalam bentuk uang/barang atau jasa kepada masyarakat untuk menghindari terjadinya risiko sosial dan bersifat selektif. Realisasi tersebut pada per 30 Juni 2016 mengalami penurunan sebesar 14.91 % dibandingkan per 30 Juni 2015.
Belanja Bantuan Sosial yang disalurkan adalah dalam bentuk uang. Bantuan ini diberikan kepada siswa miskin  yang mengalami masalah sosial yaitu rendahnya tingkat pendidikan yang disebabkan banyaknya daerah miskin.
Perbandingan Realisasi Belanja Bantuan Sosial                   per 30 Juni 2016 dan per 30 Juni 2015











C.      PENJELASAN ATAS POS-POS NERACA
Kas di Bendahara Pengeluaran
Rp. 0


C.1 Kas di Bendahara Pengeluaran
Saldo Kas di Bendahara Pengeluaran per 30 Juni 2016 dan per 30 Juni 2015 adalah masing-masing sebesar Rp. 0 dan Rp.0 yang merupakan kas yang dikuasai, dikelola dan berada di bawah tanggung jawab Bendahara Pengeluaran yang berasal dari sisa UP/TUP yang belum dipertanggung-jawabkan atau belum disetorkan ke Rekening Kas Negara per tanggal neraca. Rincian Kas di Bendahara Pengeluaran adalah sebagai berikut:
Rincian Kas di Bendahara Pengeluaran

Kas di Bendahara Penerimaan
Rp.0












C.2 Kas di Bendahara Penerimaan
Saldo Kas di Bendahara Penerimaan per tanggal 30 Juni 2016 dan 30 Juni 2015 adalah sebesar masing-masing Rp. 0 dan Rp. 0. Kas di Bendahara Penerimaan meliputi saldo uang tunai dan saldo rekening di bank yang berada di bawah tanggung jawab Bendahara Penerimaan yang sumbernya berasal dari pelaksanaan tugas pemerintahan berupa Penerimaan Negara Bukan Pajak.
Rincian Kas di Bendahara Penerimaan
Kas Lainnya dan Setara Kas Rp.0
C.3 Kas Lainnya dan Setara Kas
Saldo Kas Lainnya dan Setara Kas per tanggal 30 Juni 2016 dan 30 Juni 2015 masing-masing sebesar Rp. 0 dan Rp. 0.
Kas Lainnya dan Setara Kas merupakan kas pada bendahara pengeluaran yang bukan berasal dari UP/TUP, kas lainnya dan setara kas. Setara kas yaitu investasi jangka pendek yang siap dicairkan menjadi kas dalam jangka waktu 3 bulan atau kurang sejak tanggal pelaporan. Rincian sumber Kas Lainnya dan Setara Kas pada tanggal pelaporan adalah sebagai berikut:
Rincian Kas Lainnya dan Setara Kas
Piutang PNBP
Rp. 0
C.4 Piutang PNBP
Saldo  Piutang PNBP per tanggal 30 Juni 2016 dan 30 Juni 2015 masing-masing adalah sebesar Rp. 0 dan Rp. 0. Piutang PNBP merupakan hak atau pengakuan pemerintah atas uang atau jasa terhadap pelayanan yang telah diberikan namun belum diselesaikan pembayarannya. Rincian Piutang PNBP disajikan sebagai berikut:
Rincian Piutang PNBP


Bagian Lancar Tagihan TP/TGR
Rp.0








C.5 Bagian Lancar Tagihan Tuntutan Perbendaharaan/ Tuntutan Ganti Rugi (TP/TGR)
Saldo Bagian Lancar Tagihan Tuntutan Perbendaharaan/Tuntutan Ganti Rugi per tanggal 30 Juni 2016 dan 30 Juni 2015 adalah masing-masing sebesar Rp. 0 dan Rp. 0. Bagian Lancar TP/TGR merupakan TP/TGR yang belum diselesaikan pada tanggal pelaporan yang akan jatuh tempo dalam 12 (dua belas) bulan atau kurang sejak tanggal pelaporan. Rincian Bagian Lancar TP/TGR adalah sebagai berikut:
Rincian Bagian Lancar TP/TGR

Bagian Lancar TPA
Rp. 0










C.6  Bagian Lancar Tagihan Penjualan Angsuran
Saldo Bagian Lancar Tagihan Penjualan Angsuran (TPA) per tanggal 30 Juni 2016 dan 30 Juni 2015 masing-masing adalah sebesar Rp. 0 dan Rp. 0. Bagian Lancar TPA merupakan Tagihan TPA yang akan jatuh tempo dalam waktu 12 (dua belas) bulan atau kurang sejak tanggal pelaporan, dengan rincian sebagai berikut:
Rincian Bagian Lancar TPA
Penyisihan Piutang Tak Tertagih – Piutang Lancar
Rp. 0

C.7 Penyisihan Piutang Tak Tertagih –Piutang Lancar
Nilai Penyisihan Piutang Tak Tertagih – Piutang Lancar per 30 Juni 2016 dan 30 Juni 2015 adalah sebesar  Rp. 0 dan Rp. 0. Penyisihan Piutang Tak Tertagih – Piutang Lancar adalah merupakan estimasi atas ketidaktertagihan piutang lancar yang ditentukan oleh kualitas piutang masing-masing debitur. Rincian Penyisihan Piutang Tak Tertagih – Piutang Lancar pada tanggal pelaporan adalah sebagai berikut :




Rincian Penyisihan Piutang Tak Tertagih  - Piutang Lancar
Belanja Dibayar di Muka Rp. 0







C.8 Beban Dibayar di Muka
Saldo Beban Dibayar di Muka per tanggal 30 Juni 2016 dan 30 Juni 2015 masing-masing adalah sebesar    Rp. 0 dan Rp. 0.  Beban dibayar di muka merupakan hak yang masih harus diterima setelah tanggal neraca sebagai akibat dari barang/jasa telah dibayarkan secara penuh namun barang atau jasa belum diterima seluruhnya. Rincian Belanja Dibayar di Muka adalah sebagai berikut:
Rincian Belanja Dibayar di Muka

Pendapatan yang Masih Harus Diterima Rp. 0

C.9 Pendapatan yang Masih Harus Diterima
Pendapatan yang Masih Harus Diterima per tanggal 30 Juni 2016 dan 30 Juni 2015 masing-masing adalah sebesar Rp. 0 dan Rp. 0.
Pendapatan yang Masih Harus Diterima merupakan hak pemerintah atas pelayanan yang telah diberikan namun belum diserahkan tagihannya kepada penerima jasa. Rincian Pendapatan yang Masih Harus Diterima berdasarkan jenis pendapatan sebagai berikut:
Perbandingan Rincian Pendapatan yang Masih Harus Diterima
Persediaan    Rp. 1.896.400

C.10 Persediaan
Nilai Persediaan per 30 Juni 2016 dan 30 Juni 2015 masing-masing adalah sebesar Rp. 1.896.400 dan Rp. 1.599.500.
Persediaan adalah aset lancar dalam bentuk barang atau perlengkapan yang dimaksudkan untuk mendukung kegiatan operasional pemerintah, dan/atau untuk dijual, dan/atau diserahkan dalam rangka pelayanan kepada masyarakat.Rincian Persediaan per 30 Juni 2016 dan 30 Juni 2015 adalah sebagai berikut:
Rincian Persediaan
Semua jenis persediaan pada tanggal pelaporan berada dalam kondisi baik.

Tagihan TP/TGR
Rp. 0

C.11 Tagihan Tuntutan Perbendaharaan/Tuntutan Ganti Rugi (TP/TGR)
Nilai Tagihan Tuntutan Perbendaharaan/Tuntutan Ganti Rugi (TP/TGR) per 30 Juni 2016 dan 30 Juni 2015 masing-masing sebesar Rp. 0 dan Rp. 0.  Tuntutan Perbendaharaan adalah tagihan kepada bendahara akibat kelalaiannya atau tindakannya yang melanggar hukum yang mengakibatkan kerugian negara. Sedangkan Tuntutan Ganti Rugi adalah tagihan kepada pegawai bukan bendahara untuk penggantian atas suatu kerugian yang diderita oleh negara karena kelalaiannya.
Rincian Tagihan Tuntutan Perbendaharaan/Tuntutan Ganti Rugi (TP/TGR) per tanggal 30 Juni 2016 adalah sebagai berikut:
Perbandingan Rincian Tagihan TP/TGR TA 2016 dan 2015
Tagihan Penjualan Angsuran
Rp. 0
C.12 Tagihan Penjualan Angsuran
Saldo Tagihan Penjualan Angsuran (TPA)per 30 Juni 2016 dan 30 Juni 2015 adalah masing-masing sebesar Rp. 0 dan Rp. 0. Tagihan Penjualan Angsuran adalah tagihan kepada pegawai bukan bendahara atas transaksi jual/beli aset tetap instansi. Rincian Tagihan PA untuk masing-masing debitur adalah sebagai berikut:
Rincian Tagihan TPA


Penyisihan Piutang Tak Tertagih – Piutang Jangka Panjang
Rp. 0

C.13 Penyisihan Piutang Tak Tertagih – Piutang Jangka Panjang
Saldo Penyisihan Piutang Tak Tertagih – Piutang Jangka Panjang per 30 Juni 2016 dan 30 Juni 2015 adalah masing-masing sebesar Rp. 0 dan Rp. 0. Penyisihan Piutang Tak Tertagih– Piutang Jangka Panjang merupakan estimasi atas ketidaktertagihan Tagihan PA dan TP/TGR yang ditentukan oleh kualitas masing-masing piutang.
Perhitungan Penyisihan Piutang Tak Tertagih– Piutang Jangka Panjang untuk masing-masing kualitas piutang adalah sebagai berikut:
Rincian Penyisihan Piutang Tak Tertagih – Piutang Jangka Panjang
Tanah
Rp. 98.892.000

C.14 Tanah
Nilai aset tetap berupa tanah yang dimiliki MTsN Lengkong Kab. Nganjuk per 30 Juni 2016 dan 30 Juni 2015 adalah sebesar Rp. 98.892.000 dan  Rp. 98.892.000. Tidak ada kenaikan nilai aset tetap Tanah  di Tahun 2015. Mutasi nilai tanah tersebut dapat dijelaskan sebagai berikut:
Rincian saldo Tanah per 30 Juni 2016 adalah sebagai berikut:
Tanah seluas 923 m2 yang terletak di Dsn. Jati Ds. Sawahan Kec. Lengkong Kab. Nganjuk, pada tanggal pelaporan digunakan untuk kepentingan Dinas dan Jabatan.  
Peralatan dan Mesin
Rp. 231.547.571
C.15 Peralatan dan Mesin
Saldo aset tetap berupa Peralatan dan Mesin per 30 Juni 2016 dan 30 Juni 2015 adalah Rp. 231.547.571 dan Rp. 180.525.071 Mutasi nilai Peralatan dan Mesin tersebut dapat dijelaskan sebagai berikut:
Mutasi transaksi penambahan peralatan dan mesin berupa:
a.    Pembelian sebuah Printer Canon MP 237 senilai Rp. 965.000,-
b.   Pembelian sebuah Loudspeaker senilai  Rp. 2.500.000,-
c.    Pembelian dua buah Laptop Asus senilai  Rp. 15.032.500,-
d.   Pembelian Bail Drop MTsN Lengkong senilai Rp. 5.000.000,-
e.    Pembelian sebuah piano Casio senilai Rp. 725.000,-
f.     Pembelian sebuah Lemari Aluminium senilai Rp. 3.500.000,-
g.    Pembelian sebuah Printer Epson L310 senilai Rp. 2.500.000,-
h.   Pembelian Lemari Kayu senilai Rp. 5.000.000,-
i.     Pembelian 5 buah Meja Guru  senilai Rp. 2.800.000,-
j.     Pembelian 15 buah Meja Siswa senilai Rp. 7.500.000,-
Rincian aset tetap Peralatan dan Mesin disajikan pada Lampiran Laporan Keuangan ini.
Gedung dan Bangunan
Rp. 2.509.925.000
C.16 Gedung dan Bangunan
Nilai Gedung dan Bangunan per 30 Juni 2016 dan 30 Juni 2015 adalah Rp. 2.509.925.000 dan Rp. 1.916.265.000. Mutasi transaksi terhadap Gedung dan Bangunan pada tanggal pelaporan adalah sebagai berikut:
Tidak ada transaksi penambahan Gedung dan Bangunan berasal dari penambahan gedung tempat kerja berupa satu gedung baru dan penambahan nilai gedung.
Rincian aset tetap Gedung dan Bangunan disajikan pada Lampiran Laporan Keuangan ini.

Jalan,Jaringan dan Irigasi     Rp. 0

C.17 Jalan, Irigasi,  dan Jaringan
Saldo Jalan, Irigasi,  dan Jaringan per 30 Juni 2016 dan 30 Juni 2015 adalah masing-masing sebesar Rp. 0 dan  Rp. 0. Mutasi transaksi terhadap Jalan, Irigasi,  dan Jaringan pada tanggal pelaporan adalah sebagai berikut:

Rincian aset tetap Jalan, Irigasi dan Jaringan disajikan pada Lampiran Laporan Keuangan ini.
Aset Tetap Lainnya
Rp. 25.912.921
C.18 Aset Tetap Lainnya
Aset Tetap Lainnya merupakan aset tetap yang tidak dapat dikelompokkan dalam tanah,peralatan dan mesin, gedung dan bangunan, jalan, irigasi dan jaringan.Saldo Aset Tetap Lainnya per 30 Juni 2016 dan 30 Juni 2015 adalah Rp. 25.912.921 dan Rp. 8.988.921. Aset tetap tersebut berupa barang Buku atau Monografi. Mutasi Transaksi Aset Tetap Lainnya seperti pada tabel dibawah ini.


Tidak ada mutasi transaksi penambahan buku / monografi.

Konstruksi Dalam Pengerjaan    Rp. 0



C.19 Konstruksi Dalam Pengerjaan (KDP)
Saldo konstruksi dalam pengerjaan per 30 Juni 2016 dan 30 Juni 2015 adalah masing-masing sebesar    Rp. 0 dan Rp. 0 telah selesai pengerjaan selama per 30 Juni 2016.
Rincian lebih lanjut terkait Konstruksi Dalam Pengerjaan disajikan dalam lampiran.

Akumulasi Penyusutan Aset Tetap      Rp. -420.652.722

C.20 Akumulasi Penyusutan Aset Tetap
Saldo Akumulasi Penyusutan Aset Tetap per 30 Juni 2016 dan 30 Juni 2015 adalah masing-masing Rp. -420.652.722 dan Rp. -341.696.319 Akumulasi Penyusutan Aset Tetap merupakan alokasi sistematis atas nilai suatu aset tetap yang disusutkan selama masa manfaat aset yang bersangkutanselain untuk Tanah dan Konstruksi dalam Pengerjaan (KDP).
Rincian Akumulasi Penyusutan Aset Tetap per 30 Juni 2016 adalah sebagai berikut:

Rincian Akumulasi Penyusutan Aset Tetap
Rincian akumulasi penyusutan aset tetap disajikan pada Lampiran A1 Laporan Keuangan ini.

Aset Tak Berwujud      Rp. 0

C.21 Aset Tak Berwujud
Saldo Aset Tak Berwujud (ATB) per 30 Juni 2016 dan 30 Juni 2015 adalah Rp. 0 dan Rp. 0. Aset Tak Berwujud merupakan aset yang dapat diidentifikasi dan dimiliki, tetapi tidak mempunyai wujud fisik. MTsN Lengkong Kab. Nganjuk tidak memiliki Aset Tak Berwujud Mutasi transaksi terhadap Aset Tak Berwujud pada tanggal pelaporan adalah sebagai berikut:
Mutasi tambah:
·           -

Rincian Aset Tak Berwujud per 30 Juni 2016 adalah sebagai berikut:
RincianAset Tak berwujud
Aset Lain-Lain Rp. 0

C.22 Aset Lain-Lain
Saldo Aset Lain-lain per 30 Juni 2016 dan 30 Juni 2015 adalah Rp. 0 dan Rp. 0. Aset Lain-lain merupakan Barang Milik Negara (BMN) yang berada dalam kondisi rusak berat dan tidak lagi digunakan dalam operasional entitas. Adapun mutasi aset lain-lain adalah sebagai berikut:
Transaksi penambahan dan pengurangan aset lain-lain dapat dijelaskan sebagai berikut:
·           -
Rincian Aset Lain-lain berdasarkan nilai perolehan, akumulasi penyusutan dan nilai buku tersaji pada Lampiran Laporan Keungan ini.

Akumulasi Penyusutan dan Amortisasi Aset Lainnya Rp. 0
C.23 Akumulasi Penyusutan dan Amortisasi Aset Lainnya
Saldo Akumulasi Penyusutan Aset Lainnya per 30 Juni 2016 dan 30 Juni 2015 adalah masing-masing Rp. 0 dan Rp. 0. Akumulasi Penyusutan Aset Lainnya merupakan kontra akun Aset Lainnya yang disajikan berdasarkan pengakumulasian atas penyesuaian nilai sehubungan dengan penurunan kapasitas dan manfaat Aset Lainnya. Rincian Akumulasi Penyusutan Aset Lainnya per 30 Juni 2016 adalah sebagai berikut:
Rincian Akumulasi Penyusutandan Amortisasi Aset Lainnya


Uang Muka dari KPPN             Rp. 20.000.000



C.24 Uang Muka dari KPPN
Saldo Uang Muka dari KPPN per per 30 Juni 2016 dan 30 Juni 2015 masing-masing sebesar Rp. 20.000.000 dan Rp. 25.000.000. Uang Muka dari KPPN merupakan Uang Persediaan (UP) atau Tambahan Uang Persediaan (TUP) yang diberikan KPPN sebagai uang muka kerjadan masih berada pada atau dikuasai oleh Bendahara Pengeluaran pada tanggal pelaporan.
Utang kepada Pihak Ketiga
Rp. 0
C.25 Utang kepada Pihak Ketiga
Nilai Utang kepada Pihak Ketiga per 30 Juni 2016 dan 30 Juni 2015 masing-masing sebesar Rp. 0 dan Rp. 0. Utang kepada Pihak Ketiga merupakan kewajiban yang masih harus dibayar dan segera diselesaikan kepada pihak ketiga lainnya dalam waktu kurang dari 12 (dua belas bulan) sejak tanggal pelaporan.Adapun rincian Utang Pihak Ketiga pada Kantor Akuntansi Istimewa  Nganjuk per tanggal pelaporan adalah sebagai berikut:
RincianUtang kepada Pihak Ketiga
Pendapatan yang Ditangguhkan
Rp. 0

C.26 Pendapatan yang Ditangguhkan
Nilai Pendapatan Ditangguhkan per 30 Juni 2016 dan 30 Juni 2015 adalah masing-masing sebesar Rp. 0 dan Rp. 0. Pendapatan yang Ditangguhkan merupakan pendapatan negara yang belum disetorkan ke Kas Negara pada tanggal pelaporan. Pendapatan tersebut merupakan pendapatan PNBP, pengembalian belanja, serta pungutan/potongan pajak yang belum disetorkan ke kas negara pada tanggal 30 Juni 2015.

Rincian Pendapatan yang Ditangguhkan pada MTsN Lengkong Kab. Nganjuk per tanggal pelaporan disajikan sebagai berikut:
Rincian Pendapatan yang Ditangguhkan

Pendapatan Diterima di Muka
Rp. 0








C.27 Pendapatan Diterima di Muka
Nilai Pendapatan Diterima di Muka per 30 Juni 2016 dan 30 Juni 2015 adalah masing-masing sebesar    Rp. 0 dan Rp. 0. Pendapatan Diterima di Muka merupakan pendapatan yang sudah diterima pembayarannya, namun barang/jasa belum diserahkan, dengan rincian sebagai berikut:
Rincian Pendapatan Diterima di Muka
Beban  yang  Masih Harus  Dibayar Rp. 0
C.28 Beban yang Masih Harus Dibayar
Beban yang Masih Harus Dibayar per 30 Juni 2016 dan 30 Juni 2015 sebesar Rp. 0 dan Rp. 0, merupakan kewajiban pemerintah kepada pihak ketiga yang pada tanggal pelaporan keuangan belum diterima tagihannya, dengan rincian sebagai berikut:
Perbandingan Rincian Beban yang Masih Harus Dibayar TA 2016 dan TA 2016

Ekuitas
Rp. 2.447.251.170
C. Ekuitas
Ekuitas per 30 Juni 2016 dan per 30 Juni 2015 adalah masing-masing sebesar Rp. 2.447.251.170 dan Rp. 2.004.774.173 Ekuitas adalah kekayaan bersih entitas yang merupakan selisih antara aset dan kewajiban. Rincian lebih lanjut tentang ekuitas disajikan dalam Laporan Perubahan Ekuitas.



Pendapatan PNBP Rp.0
D. PENJELASAN ATAS POS-POS LAPORAN OPERASIONAL
D.1 Pendapatan Penerimaan Negara Bukan Pajak
Jumlah Pendapatan untuk periode yang berakhir pada 30 Juni 2016 dan 30 Juni 2015 adalah sebesar       Rp. 0 dan Rp0. Pendapatan tersebut terdiri dari:

Rincian Pendapatan Negara Bukan Pajak
Pendapatan Non Operasional Lainnya merupakan Penerimaan Kembali Belanja Pegawai TA yang lalu.

Beban  Pegawai Rp. 763.918.115




D.2 Beban Pegawai
Jumlah Beban Pegawai pada per 30 Juni 2016 dan per 30 Juni 2015  adalah masing-masing sebesar Rp. 763.918.115 dan Rp. 627.308.481
Beban Pegawai adalah beban atas kompensasi, baik dalam bentuk uang maupun barang yang ditetapkan berdasarkan peraturan perundang-undangan yang diberikan kepada pejabat negara, Pegawai Negeri Sipil (PNS), dan pegawai yang dipekerjakan oleh pemerintahyang belum berstatus PNS sebagai imbalan atas pekerjaan yang telah dilaksanakan kecuali pekerjaan yang berkaitan dengan pembentukan modal.

Rincian Belanja Pegawai
Beban Persediaan    Rp. 1.658.500




D.3 Beban Persediaan
Jumlah Beban Persediaan pada per 30 Juni 2016 dan 30 Juni 2015  adalah masing-masing sebesar          Rp. 1.658.500 dan Rp. 1.920.000. Beban Persediaan merupakan beban untuk mencatat konsumsi atas barang-barang  yang habis pakai, termasuk barang-barang hasil produksi baik yang dipasarkan maupun tidak dipasarkan. Rincian Beban Persediaan untuk per 30 Juni 2016 dan 30 Juni 2015 adalah sebagai berikut:


Rincian Beban Persediaan
Beban Barang dan Jasa       Rp. 204.453.044







D.4 Beban Barang dan Jasa
Jumlah Beban Barang dan Jasa per 30 Juni 2016 dan 30 Juni 2015 adalah masing-masing sebesar Rp. 204.453.044 dan Rp. 160.042.652. Beban Barang dan Jasa terdiri dari beban barang dan jasa berupa konsumsi atas barang dan/atau jasa dalam rangka penyelenggaraan kegiatan entitas serta beban lain-lain berupa beban yang timbul karena penggunaan alokasi belanja modal yang tidak menghasilkan aset tetap. Rincian Beban Barang dan Jasa untuk per 30 Juni 2016 dan 30 Juni 2015 adalah sebagai berikut: 
Rincian Beban Barang dan Jasa

Beban Pemeliharaan Rp. 35.742.000




D.5 Beban Pemeliharaan
Beban Pemeliharaan per 30 Juni 2016 dan 30 Juni 2015  adalah masing-masing sebesar Rp. 35.752.000 dan Rp. 29.425.000. Beban Pemeliharaan merupakan beban yang dimaksudkan untuk mempertahankan aset tetap atau aset lainnya yang sudah ada ke dalam kondisi normal. Rincian beban pemeliharaan untuk per 30 Juni 2016 dan 30 Juni 2015 adalah sebagai berikut:

Rincian Beban Pemeliharaan


Beban Perjalanan Dinas             Rp. 5.160.000






D.6 Beban Perjalanan Dinas
Beban Perjalanan Dinas per 30 Juni 2016 dan 30 Juni 2015  adalah masing-masing sebesar Rp. 5.160.000 dan Rp. 2.500.000. Beban tersebut merupakan beban yang terjadi untukperjalanan dinas dalam rangka pelaksanaan tugas, fungsi, dan jabatan. Rincian Beban Perjalanan Dinas untuk per 30 Juni 2016 dan 30 Juni 2015 adalah sebagai berikut:
Rincian Beban Perjalanan Dinas
Beban Barang untuk Diserahkan kepada Masyarakat
Rp. 0
D.7 Beban Barang untuk Diserahkan kepada Masyarakat
Beban Barang untuk Diserahkan kepada Masyarakat per 30 Juni 2016 dan 30 Juni 2015 adalah masing-masing sebesar Rp. 0 dan Rp. 0. Beban Barang untuk Diserahkan kepada Masyarakat merupakan beban pemerintah dalam bentuk barang atau jasa kepada masyarakat yang bertujuan untuk mencapai tujuan entitas. Dalam hal ini, MTsN Lengkong Kab. Nganjuk untuk meningkatkan pemahaman masyarakat mengenai akuntansi berbasis akrual yang sudah mulai diterapkan pada tahun 2015.

Rincian Beban Barang untuk Diserahkan kepada Masyarakat untuk per 30 Juni 2016 dan 30 Juni 2015 adalah sebagai berikut:
Rincian Beban Barang untuk Diserahkan kepada Masyarakat
Beban Bantuan Sosial            Rp. 87.750.000






D.8 Beban Bantuan Sosial
Beban Bantuan Sosial per 30 Juni 2016 dan 30 Juni 2015 adalah masing-masing sebesar Rp. 87.750.000 dan Rp. 103.125.000. Beban bantuan sosial merupakan beban pemerintah dalam bentuk uang/barang atau jasa kepada masyarakat untuk menghindari terjadinya risiko sosial dan bersifat selektif. Rincian Beban Bantuan Sosial untuk per 30 Juni 2016 dan 30 Juni 2015 adalah sebagai berikut:
Rincian Beban Bantuan Sosial
Beban Penyusutan dan Amortisasi      Rp. 41.619.717






D.9 Beban Penyusutan dan Amortisasi
Jumlah Beban Penyusutan dan Amortisasi untuk per 30 Juni 2016 dan 30 Juni 2015  adalah masing-masing sebesar Rp. 41.619.717 dan Rp. 31.534.273.
Beban Penyusutan merupakan beban untuk mencatat alokasi sistematis atas nilai suatu aset tetap yang dapat disusutkan (depreciable assets) selama masa manfaat aset yang bersangkutan. Sedangkan Beban Amortisasi digunakan untuk mencatat alokasi penurunan manfaat ekonomi untuk Aset Tak berwujud. Rincian Beban Penyusutan dan Amortisasi untuk per 30 Juni 2016 dan 30 Juni 2015 adalah sebagai berikut:
Rincian Beban Penyusutan dan Amortisasi
Beban Penyisihan Piutang Tak Tertagih Rp. 0








D.10  Beban Penyisihan Piutang Tak Tertagih
Beban Penyisihan Piutang Tak Tertagih merupakan beban untuk mencatat estimasi ketidaktertagihan piutang dalam suatu periode. Jumlah Beban Penyisihan Piutang Tak Tertagih untuk per 30 Juni 2016 dan 30 Juni 2015  adalah masing-masing sebesar Rp 0 dan Rp0. Rincian Beban Penyisihan Piutang Tak Tertagih untuk per 30 Juni 2016 dan 30 Juni 2015 adalah sebagai berikut: 
Rincian Beban Penyisihan Piutang Tak Tertagih
Surplus dari Kegiatan Non Operasional  Rp. 0
D.12 Kegiatan Non Operasional
Pos Surplus dari Kegiatan Non Operasional terdiri dari pendapatan dan beban yang sifatnya tidak rutin dan bukan merupakan tugas pokok Dan fungsi entitas. Surplus dari Kegiatan Non Operasional per 30 Juni 2016 dan 30 Juni 2015 adalah sebagai berikut:

Rincian Kegiatan Non Operasional
Pos Luar Biasa Rp. 0
D.13 Pos Luar Biasa
Pos Luar Biasa terdiri dari pendapatan dan beban yang sifatnya tidak sering terjadi, tidak dapat diramalkan dan berada di luar kendali entitas. Rincian Pos Luar Biasa untuk per 30 Juni 2016 dan 30 Juni 2015 adalah sebagai berikut:
Rincian Pos Luar Biasa


         
E.       PENJELASAN ATAS POS-POS LAPORAN PERUBAHAN EKUITAS
Ekuitas Awal Rp. 2.365.336.319
E.1 Ekuitas Awal
Nilai ekuitas per 30 Juni 2016 dan 30 Juni 2015 adalah masing-masing sebesar Rp. 2.365.336.319 dan Rp. 1.804.774.446.

Defisit LO
Rp. -1.140.301.876
E.2 Surplus (Defisit) LO
Jumlah Defisit LO untuk periode yang berakhir per 30 Juni 2016 dan 30 Juni 2015 adalah sebesar Rp. -1.140.301.876 dan Rp. -955.853.726. Defisit LO merupakan selisih kurang antara surplus/deficit kegiatan operasional, surplus/defisit kegiatan non operasional, dan pos luar biasa.

Koreksi Nilai Persediaan    Rp. 0
E.3 Koreksi Nilai Persediaan
Koreksi Nilai Persediaan mencerminkan koreksi atas nilai persediaan yang diakibatkan karena kesalahan dalam penilaian persediaan yang terjadi  pada periode sebelumnya. Koreksi tambah atas nilai persediaan per 30 Juni 2016 dan 30 Juni 2015 adalah masing-masing sebesar Rp. 0 dan Rp. 0. Rincian Koreksi Nilai Persediaan per 30 Juni 2016 adalah sebagai berikut:




Rincian Koreksi Nilai Persediaan

Koreksi Nilai Aset Tetap      Rp. 0

E.4 Koreksi Nilai Aset Tetap
Koreksi atas Nilai Perolehan Aset Tetap merupakan koreksi atas kesalahan pencatatan kuantitas aset pada laporan keuangan.Koreksi pencatatan aset tetap per 30 Juni 2016 dan 30 Juni 2015 adalah masing-masing sebesar Rp. 0 dan Rp. 0. Rincian Koreksi Nilai Persediaan per 30 Juni 2016 adalah sebagai berikut:
Rincian Nilai Koreksi Aset Tetap


Koreksi Atas Beban Rp. 0





E.5 Koreksi Atas Beban 
Koreksi Atas Beban merupakan koreksi atas kesalahan pengakuan beban yang terjadi pada periode sebelumnya dan baru diketahui pada periode berjalan. Koreksi kurang atas beban per 30 Juni 2016 dan 30 Juni 2015 adalah masing-masing sebesar Rp125.000.000 dan Rp0. Rincian untuk per 30 Juni 2016 adalah sebagai berikut:

Rincian Koreksi Atas Beban

Koreksi Atas Pendapatan  Rp. 0




E.6 Koreksi Atas Pendapatan
Koreksi Atas Pendapatan merupakan koreksi atas kesalahan pengakuan pendapatan yang terjadi pada periode sebelumnya dan baru diketahui pada periode berjalan. Koreksi tambah atas Pendapatan per 30 Juni 2016 dan 30 Juni 2015 adalah masing-masing sebesar Rp. 0  dan Rp. 0. Rincian Koreksi Atas Pendapatan untuk per 30 Juni 2016 adalah sebagai berikut:
Rincian Koreksi Atas Pendapatan
Koreksi Hibah Masuk/ Keluar Rp. 0

E.7 Koreksi Hibah Masuk/Keluar
Koreksi Atas Hibah Masuk/Keluar merupakan pencatatan atas hibah masuk/keluar berupa hibah barang. Koreksi pencatatan aset tetap untuk per 30 Juni 2016 dan 30 Juni 2015 adalah masing-masing sebesar Rp. 0 dan Rp. 0. Rincian Koreksi Hibah Masuk/Keluar untuk per 30 Juni 2016 adalah sebagai berikut:
Rincian Nilai Koreksi Hibah Masuk/Keluar

Ekuitas Akhir Rp. 2.447.251.170
E.7 Ekuitas Akhir
Nilai Ekuitas pada tanggal 30 Juni 2016 dan 30 Juni 2015 adalah masing-masing sebesar Rp. 2.447.251.170 dan Rp. 2.004.774.173


A.       PENGUNGKAPAN-PENGUNGKAPAN LAINNYA.

F.1 KEJADIAN-KEJADIAN PENTING SETELAH TANGGAL NERACA
Pencatatan Transaksi Pembelian serta penggunaan Jenis Kode Mata Anggaran yang tidak sesuai dengan Peruntukan, sehingga menyebabkan terjadinya rekonsiliasi tidak bisa berjalan.











Lampiran A1
Madrasah Tsanawiyah Negeri Lengkong
Rincian Nilai Perolehan, Beban Penyusutan/Amortisasi,
Akumulasi Penyusutan/Amortisasi dan Nilai Buku Aset Tetap
Untuk Periode yang Berakhir pada 30 Juni 2016

      









Nganjuk, 15 Juli 2016
Kepala MTsN Lengkong



Dra. Ida Rosida Maimun, M.Pd.I
NIP. 19651230 199503 2 001



 download file di






Tidak ada komentar:

Posting Komentar